Banjir Batu di Pacitan, Bagaimana Bisa Terjadi?

Amirudin Zuhri - Senin, 15 November 2021 11:47 WIB
Banjir batu di Pacitan (BPBD)

PACITAN- Banjir batu dari Bukit Parangan menerjang Desa Karangrejo, Kecamatan Arjosari, Pacitan, pada Senin 8 November 2021. Akibat kejadian tersebut akses jalan Desa Karangrejo dengan Karanggede tertutup total.

Kepala Pelaksana BPBD Pacitan, Didik Alih Wibowo dilansir dari laman BPBD Kabupaten Pacitan mengatakan longsor batu bercampur lumpur itu diakibatkan turunya sedimen di bagian hulu sungai.

Sedangkan menurut Plt Direktur Pemetaan dan Evakuasi Risiko Bencana BNPB, Abdul Muhari, fenomena tersebut disebut dengan debris flow.

"Debris flow selama ini kita kenal dengan banjir bandang, tapi sebenarnya bukan banjir bandang," ucapnya, dikutip dari Antara.

Abdul menjelaskan debris flow adalah aliran yang berkecepatan tinggi berisi batu-batu gunung dari atas ke bawah yang memiliki daya rusak besar.

Biasanya, peristiwa tersebut terjadi di kawasan bukit batu atau gunung dengan lereng yang sangat curam dan memiliki banyak sebaran batuan lava yang tidak saling terikat dengan kuat antara satu dengan yang lain. Lebih lanjut, debris flow juga rawan terjadi di daerah yang lembab dan memiliki vegetasi yang jarang.

Adapun ciri dari debris flow ini adalah terdapat batuan besar, batuan yang terbawa berdiameter lebih dari 1 meter, dan endapan sedimennya relatif tebal.

Sementara itu, banjir bandang terjadi di kawasan yang lebih rendah dibandingkan dengan kawasan rawan debris flow, dengan karakteristik material bawaan biasanya berupa pohon-pohon.

RELATED NEWS