Banyak Jembatan di Pacitan Kondisinya Mengkhawatirkan

Dias Lusiamala - Jumat, 17 Juni 2022 11:02 WIB
Ilustrasi Jembatan gantung Kedungombo (Dok.Halopacitan)

PACITAN-Dari hasil penyusuran Dinas PUPR Kabupaten Pacitan ternyata masih banyak jembatan dengan kondisi mengkhawatirkan bahkan rentan ambrol akibat gerusan air sungai. Sayangnya Pemkab tidak bisa berbuat banyak karena minimnya anggaran.

Kepala Dinas PUPR Pacitan Suparlan mengatakan juga masih banyak jembatan yang belum selesai seperti jembatan Gunungsari, Gegeran, Borang, Kemuning dan Kembang.

“Ada banyak sekali terutama pengerjaan jembatan yang belum selesai banyak, Banyak sekali. Cuma ya itu tadi kembali pada potensi dan kemampuan anggaran kita yang sangat terbatas, apalagi dua tahun kemaren kita nggak bisa berbuat apa-apa. Mudah-mudahan di tahun 2023 mulai pulihlah, kasihan masyarakat,” kata Suparlan, Kamis (16/6/2022).

Dikatakan Suparlan salah satu penyebab jembatan di Pacitan rentan ambrol karena rata rata pondasi penyangga yang digunakan itu pondasi langsung yang posisinya pas sasaran aliran sungai. Jika debit air sungai tinggi dan menerjang sasaran aliran akan memungkinkan rawan terjadinya scoring (gerusan).

Seperti baru baru ini kejadian jembatan Desa Mlati Arjosari. Jembatan milik desa yang dibangun sejak 2016 lalu itu ambrol taludnya atau sayap jembatan bagian kiri. Jembatan yang dianggap sangat penting bagi akses aktivitas warga itu pun langsung dibantu ditangani Dinas PUPR secara darurat. Jika di lakukan penanganan secara permanen akan butuh biaya RP100 an juta

“Rencana daruratnya itu dengan menggunakan batu bolder dan ditimbun material lokal. Harapannya lalu lintas bisa berfungsi kembali sesuai arahan pak bupati bahwa untuk penanganan bencana alam harus segera sat set wat wet,” katanya

Suparlan juga menambahkan, kondisi wilayah Pacitan yang berbukit jembatan harus lebih banyak dibangun. Akses jalan yang satu dengan wilayah lainnya itu harus dihubungkan sendiri sendiri. Salah satu contohnya, disepanjang sungai grindulu ada beberapa jembatan. Memang harus begitu, jembatan harus banyak,karena dari satu jembatan itu ke jembatan lain tidak ada aksesnya.

“Kondisinya kita memang harus banyak jembatan. Kalau ada akses satu jembatan besar sudah cukup seperti itu. kita wilayah perbukitan ya harus banyak jembatan. Kalau buat jalan anggaran akan butuh lebih banyak nanti.”lanjutnya

Suparlan menambahkan untuk menyelesaikan sejumlah jembatan yang belum terselesaikan pengerjaannya tersebut membutuhkan anggaran yang tidak sedikit. Jika hanya memiliki Rp10 miliar baru bisa menyelesaikan satu jembatan saja.

“Rp10 miliar itu hanya untuk jembatan gegeran saja, itu selesai insyaallah. Jembatan Gunung Sari masih butuh Rp5-Rp6 miliar, jembatan Gegeran kita butuh sekitar Rp4 miliar dan jembatan Kembang itu kemarin kita desain kalau tidak salah Rp4 miliar,” kata Suparlan.

Sementara progress jembatan Kembang yang rusak akibat bencana banjir 2017 lalu hingga saat ini belum disentuh sma sekali karena alasan anggaran. Warga saat ini menggunakan jembatan mendole.

“Kembang itu belum kita apa apakan. Baru penanganan darurat, kita buka hanya untuk roda dua,” pungkasnya

RELATED NEWS