Berkunjung ke tempat wisata tanpa membawa oleh-oleh khas daerah tujuan wisata tidaklah lengkap. Begitu halnya dengan berwisata di kota Pacitan tanpa membeli oleh-oleh khas dari olahan ikan tuna terasa belumlah lengkap.
Mencicipi sajian nugget stik panir tuna produksi Navar Bahari Raya setelah digoreng terasa nikmat, baik untuk lauk ataupun menjadi camilan mengiringi acara santai minum teh. Tampilan setelah digoreng sangat menggugah selera, tekstur dagingnya yang lembut ketika dikunyah dan gurih rasanya bercampur dengan pedasnya saos sambal, membuat ingatan kita melayang kembali menelusuri eksotisnya berwisata di Pacitan.
“Itu salah satu produk yang menjadi favorit konsumen kami. Selain itu, produk favorit olahan tuna yang lain ada tahu tuna, otak-otak jumbo, sosis ikan tuna, kaki naga tuna, dan siomay ikan tuna termasuk laris dan disukai konsumen. Belajar dari pengalaman, kualitas produk menjadi fokus utama, termasuk jenis ikan tuna dan udang dengan kualitas tertentu yang menjadi bahan dasar kami sangat selektif”, ucap Rina pemilik Olahan Tuna Navar Bahari Raya kepada Halopacitan (5/11/2019).
Usaha produksi olahan ikan tuna ini sudah digelutinya mulai tahun 2012 dengan produksi awal tahu tuna. Rina terus berinovasi, ujicoba membuat varian lain dengan bahan dasar tuna dan udang memanfaatkan sumber daya laut Pacitan dan tambak di Pacitan pula. Sampai saat ini sudah ada 20 jenis olahan ikan tuna dan udang yang diproduksi oleh Navar Bahari Raya.
“Sebenarnya usaha ini ada unsur ketidaksengajaan, ketika pengajian saya mencoba membuat sajian dari olahan tuna, ternyata disukai oleh jamaah. Dari situ saya diminta guru ngaji saya untuk membuka usaha tahu tuna. Sebagai seorang murid saya harus tawaduk pada guru. Jadilah saya nekat menggeluti usaha tahu tuna ini. Nama Navar ini juga pemberian Beliau, diambil dari bahasa Arab Navarin artinya ‘menuju kebaikan’ sedangkan tambahan nama Bahari Raya diberikan oleh motivator usaha kami, Bapak Suparno, pengusaha Wonogiri yang sukses di Jakarta”, kata Rina wanita kelahiran tahun 1985, istri Moh. Ashari yang bertempat tinggal sekaligus sebagai tempat produksi di Jalan Sunan Gunung Jati Dusun Bengkal Desa Tajungsari Pacitan.
Navar Bahari Raya adalah salah satu mitra kerjasama dari Klinik IPTEK Mina Bisnis (Kimbis) Pacitan. “Awal mulanya saya belajar melalui Mina Bisnis (Kimbis) Dinas Kelautan, dari tahun 2012 sampai 2015 saya jatuh bangun menggeluti usaha ini. Produk Olahan Ikan Tuna Navar Bahari Raya dipasarkan melalui agen penjualan baik di kota Pacitan sendiri, sampai ke luar kota Ponorogo, Madiun, Mojokerto, Pasuruan, Bali, Solo, Semarang, Yogjakarta, Bali, Cepu terjauh ke Batam”, tutur perempuan bernama asli Rina Aviani yang pernah bersekolah di SMKN 2 Pacitan.
“Pengambilan minimal untuk menjadi agen pemula biasanya 200 biji, selain itu agen harus mempunyai freezer untuk penyimpanan, ada pendampingan khusus bagi agen-agen dari kami, kalau untuk agen yang sudah lama bisa mencapai 3000-5000 buah per minggu” ucap Rina. Tidak sekedar berpikir bagaimana produknya dibeli orang tetapi Rina juga melakukan pendampinga, bekerjasama dengan para motivator bidang wirausaha untuk selalu memberikan motivasi kepada para agennya, juga bekerjasama dengan jasa pengiriman untuk mengantarkan produk navar sampai kepada pelanggannya.
Upaya yang terus dilakukan Rina membuahkan berbagai prestasi. Mulai tahun 2016, 2017, dan 2018 mendapatkan juara 2 olahan berbahan dasar ikan tuna dari Dinas Kelautan Kabupaten Pacitan. Prestasi tersebut layak diberikan apresiasi terbukti olahan Navar Bahari Raya disukai oleh banyak kalangan termasuk artis papan atas DEBU, kelompok musik muslim Sufi yang anggotanya berasal dari berbagai negara yang beranggotakan 12 orang.
“Untuk menuju kebaikan kita harus selalu berfikir positif, semua kritik dan saran selalu saya tanggapi positif, karena saya menyadari dari situlah kita belajar dan berkembang. Berwirausaha dengan niat beribadah membuat saya yakin dan mantap. Bersama teman-teman jamaah Azizah 999 yang bergelut di wirausaha kami terus berkomitmen menyisihkan sebagian laba yang diperoleh untuk kegiatan sosial dan pembangunan masjid”, tutup Rina.
[{"id":1710,"title":"Gudeg Solo Kendangsari untuk Citarasa Khas Surabaya","excerpt":"<p>Selama ini, gudeg selalu terkenal sebagai makanan khas dari Yogyakarta. Namun sebetulnya gudeg Solo juga menjadi salah satu kuliner khas dari Solo yang selalu menjadi makanan yang wajib dikonsumsi jika bertandan di Solo.</p>","image_1":"1574675387751.jpeg","image_2":null,"image_3":null,"image_layout":null,"body":"<p>Selama ini, gudeg selalu terkenal sebagai makanan khas dari Yogyakarta. Namun sebetulnya gudeg Solo juga menjadi salah satu kuliner khas dari Solo yang selalu menjadi makanan yang wajib dikonsumsi jika bertandan di Solo.</p>\r\n<p>Namun kini, gudeg Solo juga bisa ditemui di Surabaya. Sekilas, gudeg Yogyakarta tak ada bedanya dengan gudeg Solo karena berbahan utama nangka muda. Namun untuk pembuatan gudeg di Yogyakarta umumnya menggunakan kelapa parut yang dimasak bersamaan dengan nangka dan disangrai.</p>\r\n<p>Gudeg Yogyakarta itu, warnanya lebih gelap pekat dan ada tambahan gula aren. Rasanya pun lebih manis. Berbeda dengan gudeg Solo yang menggunakan santan sehingga warnanya lebih terang. Rasa gudeg Solo cenderung gurih dan tak terlalu manis.</p>\r\n<p><strong>Review Nasi Gudeg Solo</strong></p>\r\n<p>Sejak tahu ada nasi gudeg Solo di Surabaya, Nurul Rahmawati, warga Surabaya, mengatakan ia langsung penasaran untuk mencoba langsung nasi gudeg Solo yang menjadi salah satu primadona Gudeg Solo Kendangsari.</p>\r\n<p>“Saya penasaran karena Gudeg Solo Kendangsari ini selalu digadang-gadang pas dengan citarasa khas Surabaya,” katanya kepada pesenmakan.id</p>\r\n<p><img src=\"/uploads/image/image/1574674976790.jpeg\" alt=\"Dokumentasi GoFood Festival\" /></p>\r\n<p>Harga yang disajikan di Gudeg Solo Kendangsari pun cukup terjangkau. Nurul memesan Nasi Gudeg Komplet seharga Rp 30 ribu.</p>\r\n<p>Nasi gudeg komplet dari nasi gudeg Solo ini berisi nasi putih, gudeg, krecek, telur, ayam suwir yang disiram kuah areh yang memiliki cita rasa lezat. Suwiran ayamnya berlimpah membuat tampilan nasi gudeg ini semakin memikat. Aroma wangi tercium dari seporsi nasi gudeg Solo ini.</p>\r\n<p>Nasi putih yang disajikan di nasi gudeg Solo ini lebih pulen dan aromanya pun wangi. Gudeg Solo yang disajikan adalah gudeg dengan kombinasi rasa manis tapi gurih. Perpaduan rasa ini membuat gudeg ini menjadi semakin lezat. Bagi yang tidak terlalu suka gudeg yang manis, gudeg Solo ini bisa menjadi pilihan karena sesuai dengan citarasa khas Surabaya.</p>\r\n<p>Lalu, bagaimana dengan rasa kuah areh? Sejak pertama kali mencicipi kuah areh, Nurul mengaku sudah jatuh cinta karena rasanya pas di lidah. Terasa gurih namun tak terlalu asin.</p>\r\n<p>“Saya sarankan kuah aren ini disiram langsung di atas nasi gudeg agar rasa nasi gudegnya semakin lezat,” ujarnya.</p>\r\n<p>Disampaikan Nurul, rasa krecek yang tak terlalu pedas terasa pas berpadu dengan nasi gudeg yang disajikan di nasi gudeg Solo Kendangsari. Kreceknya tak terlalu keras, namun lembut tapi juga kenyal.</p>\r\n<p>“Saya jamin, sekali mengigit krecek ini, bakalan selalu ingin nambah,” tandasnya.</p>\r\n<p>Telur yang tersaji bukanlah telur rebus biasa. Tapi telurnya adalah telur bacem yang memiliki citarasa khas yang menggugah selera. Gudeg Solo Kendangsari ini, kata Nurul, memberikan bahan makanan yang terbaik seolah tanpa ada cela. Suwiran ayamnya berasal dari ayam kampung yang dimasak dengan opor gurih nan lezat. Rasa opor terasa meresap di suwiran ayam.</p>\r\n<p>“Gudeg Solo Kendangsari seolah ingin mengobati kerinduan saya untuk mencoba kelezatan kuliner khas Solo. Perpaduan rasa manis dan gurih dengan beraneka lauk merupakan daya tarik. Rasanya pas untuk lidah saya, arek Surabaya yang cenderung menyukai makanan yang gurih,” jelasnya.</p>\r\n<p>Selain nasi gudeg, juga ada beberapa pilihan menu lainnya seperti nasi timlo, nasi rames, lontong opor dan bahkan sop ayam. Berbagai pilihan menu makanan yang disajikan Gudeg Solo Kendangsari ini tentunya menjadi menu pilihan yang pas untuk citasara khas Surabaya.</p>\r\n<p><br /><strong>Jajan Gudeg Solo Kendangsari di GoFood Festival</strong></p>\r\n<p>Sekarang, untuk mencicipi kuliner Gudeg Solo Kendangsari, ada pilihan lain selain berkunjung ke restorannya yang terletak di Jalan Kendangsari Dalam Nomor 67, Surabaya.</p>\r\n<p><img src=\"/uploads/image/image/1574675099096.jpeg\" alt=\"Dokumentasi GoFood Festival\" /></p>\r\n<p>Pilihan lainnya adalah mengunjungi Gudeg Solo Kendangsari di GoFood Festival. Gudeg Solo Kendangsari membuka booth di sini. Sehingga, ketika lelah mengelilingi Mal, kamu bisa mampir dan menuntaskan rasa lapar.<br /> <br />Makan di GoFood Festival sangat menyenangkan. Tempatnya didesain semenarik mungkin untuk memberikan sensasi makan yang nyaman. Apalagi, tempat ini juga diisi dengan acara hiburan. Hal menarik lainnya dengan makan di GoFood Festival adalah sistem pembayarannya yang gak ribet dengan menggunakan GoPay QR Code. Bahkan kamu bisa berkesempatan mendapatkan <em>cashback</em> hingga 50 persen dengan menggunakan GoPay.<br /> <br />Tapi, jika memang jaraknya yang terlalu jauh dari rumah, kamu tetap bisa makan Gudeg Solo Kendangsari, kok. Caranya dengan memesan melalui layanan GoFood pada aplikasi Gojek. Kamu tak perlu repot-repot karena bisa langsung memesan gudeg Solo dari mana saja dan kapan saja.<br /> <br />Tak sabar ingin mencoba gudeg Solo Kendangsari yang memiliki citarasa khas Surabaya? Langsung saja pesan di GoFood untuk merasakan kelezatannya. </p>","status":"P","publish_datetime":"2019-11-25T16:46:51.000Z","video_1":null,"created_at":"2019-11-25 09:49:47","updated_at":"2019-12-16 10:10:46","highlight":1,"slug":"gudeg-solo-kendangsari-untuk-citarasa-khas-surabaya","view_count":56,"image_source":"Dokumentasi GoFood Festival","image_caption":"Foto Gudeg Solo Kendangsari","user_id":13,"special_report":null,"author_name":"Wahyudatun Nisa","image_1_url":"https://assets.halopacitan.com/uploads/article/image_1/1710/1574675387751.jpeg","image_1_thumb_url":"https://assets.halopacitan.com/uploads/article/image_1/1710/thumb_1574675387751.jpeg","image_1_medium_url":"https://assets.halopacitan.com/uploads/article/image_1/1710/medium_1574675387751.jpeg","image_1_large_url":"https://assets.halopacitan.com/uploads/article/image_1/1710/large_1574675387751.jpeg","image_2_url":null,"image_2_thumb_url":null,"image_2_medium_url":null,"image_2_large_url":null,"image_3_url":null,"image_3_thumb_url":null,"image_3_medium_url":null,"image_3_large_url":null,"url":"https://halopacitan.com/read/gudeg-solo-kendangsari-untuk-citarasa-khas-surabaya","category":[{"id":4,"title":"Halo Kuliner","description":"N/A","image":"halo__kuliner.png","created_at":"2017-12-03 09:18:14","updated_at":"2017-12-23 05:25:35","slug":"Halo-Kuliner","url":"https://halopacitan.com/kanal/Halo-Kuliner","image_url":"https://assets.halopacitan.com/uploads/category/image/4/halo__kuliner.png","image_thumb_url":"https://assets.halopacitan.com/uploads/category/image/4/thumb_halo__kuliner.png","image_medium_url":"https://assets.halopacitan.com/uploads/category/image/4/medium_halo__kuliner.png","image_box_url":"https://assets.halopacitan.com/uploads/category/image/4/box_halo__kuliner.png","pivot":{"category_id":4,"article_id":1710}}]},{"id":1707,"title":"Kampoeng Koeliner, Tempat Makan Baru di SOHO Pancoran","excerpt":"<p>Baru-baru ini, SOHO Pancoran milik PT Agung Podomoro Land Tbk membuka sebuah tempat makan kekinian bernama “Kampoeng Koeliner”. Tempat ini berada di Jl. Letjen M.T. Haryono No.Kav. 2-3, RT.1/RW.6, Tebet Bar., Kec. Tebet, Kota Jakarta Selatan.</p>","image_1":"1574418683234.jpeg","image_2":null,"image_3":null,"image_layout":null,"body":"<p style=\"text-align: justify;\">Baru-baru ini, SOHO Pancoran milik PT Agung Podomoro Land Tbk membuka sebuah tempat makan kekinian bernama “Kampoeng Koeliner”. Tempat ini berada di Jl. Letjen M.T. Haryono No.Kav. 2-3, RT.1/RW.6, Tebet Bar., Kec. Tebet, Kota Jakarta Selatan.</p>\r\n<p style=\"text-align: justify;\">Kampoeng Koeliner bekerja sama dengan Eat and Eat. Dengan mengusung konsep unik dan nyaman, tempat ini cocok untuk para food vlogger dalam memperkenalkan beragam makanan nusantara.</p>\r\n<p style=\"text-align: justify;\">General Manager Sales and Marketing SOHO Pancoran, Herlina Tamblin menjelaskan kehadiran Kampoeng Kuliner didasari tingginya tren pengguna media sosial. Banyak sekali para pecinta kuliner mengunggah makanan dengan suasana yang unik dan nyaman melalui Instagram dan Vlog pribadinya.</p>\r\n<p style=\"text-align: justify;\">“Kebutuhan inilah yang kemudian kami tangkap dengan menghadirkan Kampoeng Kouliner di SOHO Pancoran. Di sini kami menyediakan berbagai macam makanan baik dari nusantara maupun mancanegara dengan suasana yang cozy dan unik,” ujar Herlina di Jakarta (19/11).</p>\r\n<p style=\"text-align: justify;\">Herlina mengatakan kehadiran Kampoeng Kouliner juga akan menunjang aktivitas para millennial dan professional yang tinggal di SOHO. Di sini, pengunjung akan dapat menikmati pilihan kuliner yang beragam.</p>\r\n<p style=\"text-align: justify;\">“Penikmat kuliner, khususnya para petualang rasa di perkantoran sekitar Pancoran, tidak perlu khawatir menguras kantong lebih dalam untuk makan siang di tempat yang nyaman. Kami ingin lebih banyak mengenalkan berbagai makanan dari jajanan kaki lima. Dari makanan khas sejumlah daerah di Indonesia hingga mancanegara, agar semakin dekat dengan para pecinta kuliner di sini,“ tutur Herlina.</p>\r\n<p style=\"text-align: justify;\">Ada 23 tenant yang hadir di Kampoeng Koeliner SOHO Pancoran. Masing-masing menyediakan banyak pilihan makanan.</p>\r\n<p style=\"text-align: justify;\">Untuk jajanan favorit kaki lima pilihan makanannya adalah pindang, bakso ikan, ketropak, siomay, batagor, dan pempek. Kemudian makanan khas tradisional dari daerah seperti nasi ayam tangkap, nasi mawut, kebuli kambing, sop dan konro bakar, mie godog, mie aceh, gudeg, soto lamongan, dan soto betawi.</p>\r\n<p style=\"text-align: justify;\"><strong>Sebagai Upaya Mendukung Peningkatan Perekonomian Sektor Kuliner Indonesia</strong></p>\r\n<p style=\"text-align: justify;\">Kampoeng Kuliner, kata Herlina, adalah upaya SOHO Pancoran dalam mendukung pemerintah dalam meningkatkan sektor kuliner Indonesia. Sekadar informasi, saat ini sektor kuliner tengah menjadi penompang perekonomian Indonesia.</p>\r\n<p style=\"text-align: justify;\">Dalam catatan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) subsektor kuliner memberikan kontribusi 41,40% dari total pendapatan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.</p>\r\n<p style=\"text-align: justify;\">“Kami di SOHO akan terus melakukan inovasi untuk memberikan kenyamanan penyewa dan pengunjung SOHO, salah satunya kreativitas di dunia kuliner. Hal ini diyakini akan menjadi daya tarik dan memberikan nilai tambah yang positif bagi masyarakat Indonesia,” kata Herlina.</p>\r\n<p style=\"text-align: justify;\">“Kampoeng Kouliner SOHO Pancoran ini sesuai untuk petualang rasa yang ingin mengisi perut di sela kesibukan aktivitas kantor atau menghindari macet jalanan, sambil ditemani iringan live music juga di jam-jam tertentu.</p>","status":"P","publish_datetime":"2019-11-22T10:31:23.000Z","video_1":null,"created_at":"2019-11-22 10:31:23","updated_at":"2019-12-16 10:08:25","highlight":0,"slug":"kampoeng-koeliner-tempat-makan-baru-di-soho-pancoran","view_count":58,"image_source":" Dok. Trenasia","image_caption":"Suasana Kampoeng Koeliner di SOHO Pancoran ","user_id":14,"special_report":null,"author_name":"Fatma Kumala","image_1_url":"https://assets.halopacitan.com/uploads/article/image_1/1707/1574418683234.jpeg","image_1_thumb_url":"https://assets.halopacitan.com/uploads/article/image_1/1707/thumb_1574418683234.jpeg","image_1_medium_url":"https://assets.halopacitan.com/uploads/article/image_1/1707/medium_1574418683234.jpeg","image_1_large_url":"https://assets.halopacitan.com/uploads/article/image_1/1707/large_1574418683234.jpeg","image_2_url":null,"image_2_thumb_url":null,"image_2_medium_url":null,"image_2_large_url":null,"image_3_url":null,"image_3_thumb_url":null,"image_3_medium_url":null,"image_3_large_url":null,"url":"https://halopacitan.com/read/kampoeng-koeliner-tempat-makan-baru-di-soho-pancoran","category":[{"id":4,"title":"Halo Kuliner","description":"N/A","image":"halo__kuliner.png","created_at":"2017-12-03 09:18:14","updated_at":"2017-12-23 05:25:35","slug":"Halo-Kuliner","url":"https://halopacitan.com/kanal/Halo-Kuliner","image_url":"https://assets.halopacitan.com/uploads/category/image/4/halo__kuliner.png","image_thumb_url":"https://assets.halopacitan.com/uploads/category/image/4/thumb_halo__kuliner.png","image_medium_url":"https://assets.halopacitan.com/uploads/category/image/4/medium_halo__kuliner.png","image_box_url":"https://assets.halopacitan.com/uploads/category/image/4/box_halo__kuliner.png","pivot":{"category_id":4,"article_id":1707}}]},{"id":1690,"title":"Kauman Sego Gurih, Warnai Maulid Nabi di Pacitan","excerpt":"<p>Tradisi masyarakat Jawa di Pacitan khususnya di Desa Pelem Kecamatan Pringkuku, dalam memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW adalah kauman sego gurih lengkap dengan ingkung ayam. Sejak zaman dahulu sampai sekarang tradisi memperingati Maulud Nabi masih terjaga terbukti mulai RT, sekolah sampai dengan desa masih melaksanakannya. </p>","image_1":"1573313781288.jpeg","image_2":null,"image_3":null,"image_layout":null,"body":"<p>Tradisi masyarakat Jawa di Pacitan khususnya di Desa Pelem Kecamatan Pringkuku, dalam memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW adalah kauman sego gurih lengkap dengan ingkung ayam. Sejak zaman dahulu sampai sekarang tradisi memperingati Maulud Nabi masih terjaga terbukti mulai RT, sekolah sampai dengan desa masih melaksanakannya. </p>\r\n<p>Tradisi peringatan Maulud Nabi Muhammad SAW biasanya dilakukan di mushola atau masjid atau juga ada yang dilaksanakan di rumah penduduk. Diawali ujud-ujud (menyampaikan maksud dalam bahasa Jawa), doa bersama dan kadang-kadang ditambah dengan mendengarkan tausiyah. Kegiatan tersebut dilanjutkan dengan sodaqohan, dengan makan bersama-sama (kauman) sajian berupa nasi gurih dan ayam ingkung.</p>\r\n<p>Disinggung tentang pendapatnya berkaitan tradisi peringatan Maulud Nabi, salah satu warga Bungur Desa Gondosari mengungkapkan,“Nasi gurih dan ayam ingkung sekarang sudah semakin jarang, jadi kalau pas Maulid seperti ini sangat kita nantikan\", kata Aziz Linggar warga Bungur Gondosari kepada halopacitan.com Jumat (8/11/2019). Ia juga mengatakan tradisi semacam ini harus tetap dilestarikan sebab banyak sisi positifnya salah satunya sebagai sarana bersilaturahmi dengan tetangga.</p>\r\n<p>“Menurut saya, tradisi ini baik, bisa sebagai sarana silaturahmi dengan tetangga, walaupun di sisi lain banyak yang memandang adat ini negatif tapi itu saya anggap wajar” , tuturnya.</p>\r\n<p>Bagi masyarakat Pacitan, sego gurih atau nasi gurih merupakan sebuah wujud dari rasa syukur dan meminta kesalamatan kepada Tuhan. Dengan filosofi tersebut maka seringkali kita juga menjumpai nasi gurih disajikan dalam upacara tradisi syukuran dan selamatan dalam budaya Jawa. Sedangkan filosofi ingkung ayam, merupakan perwujudan harapan agar manusia bisa meniru perilaku ayam. Perilaku seperti apa itu, salah satunya adalah bahwa ayam tidak pernah melahap semua makanan yang diberi padanya melainkan memilih makanan mana yang baik dan tidak, serta hanya makan secukupnya dan tidak pernah menyimpannya untuk keperluannya sendiri. \"Sudah sejak zaman simbah dulu, kalau nasi gurih itu simbol rasa syukur dan ingkung ayam sebagai simbol perilaku manusia agar bisa membedakan mana yang baik dan tidak\", kata Sukatno (64 Tahun) salah satu warga dusun Sembungan Pelem.</p>","status":"P","publish_datetime":"2019-11-09T22:35:50.000Z","video_1":null,"created_at":"2019-11-09 15:36:21","updated_at":"2019-12-16 10:11:40","highlight":1,"slug":"kauman-sego-gurih-warnai-maulid-nabi-di-pacitan","view_count":108,"image_source":"Halopacitan/H. Yusuf Evendi","image_caption":"Tradisi Kauman Peringatan Maulud Nabi","user_id":12,"special_report":null,"author_name":"H. Yusuf Evendi","image_1_url":"https://assets.halopacitan.com/uploads/article/image_1/1690/1573313781288.jpeg","image_1_thumb_url":"https://assets.halopacitan.com/uploads/article/image_1/1690/thumb_1573313781288.jpeg","image_1_medium_url":"https://assets.halopacitan.com/uploads/article/image_1/1690/medium_1573313781288.jpeg","image_1_large_url":"https://assets.halopacitan.com/uploads/article/image_1/1690/large_1573313781288.jpeg","image_2_url":null,"image_2_thumb_url":null,"image_2_medium_url":null,"image_2_large_url":null,"image_3_url":null,"image_3_thumb_url":null,"image_3_medium_url":null,"image_3_large_url":null,"url":"https://halopacitan.com/read/kauman-sego-gurih-warnai-maulid-nabi-di-pacitan","category":[{"id":4,"title":"Halo Kuliner","description":"N/A","image":"halo__kuliner.png","created_at":"2017-12-03 09:18:14","updated_at":"2017-12-23 05:25:35","slug":"Halo-Kuliner","url":"https://halopacitan.com/kanal/Halo-Kuliner","image_url":"https://assets.halopacitan.com/uploads/category/image/4/halo__kuliner.png","image_thumb_url":"https://assets.halopacitan.com/uploads/category/image/4/thumb_halo__kuliner.png","image_medium_url":"https://assets.halopacitan.com/uploads/category/image/4/medium_halo__kuliner.png","image_box_url":"https://assets.halopacitan.com/uploads/category/image/4/box_halo__kuliner.png","pivot":{"category_id":4,"article_id":1690}}]}]