Dengan Perjuangan Mandiri, Warga Krajan Kidul Bisa Melepaskan Diri dari Masalah Air

AZ - Kamis, 11 Juli 2019 07:00 WIB
Ridwan di sumber mata air yang dialirkan ke dekat permukiman undefined

Halopacitan, Arjosari—Kekurangan air bersih menjadi salah satu problem lawas sebagian masyarakat Pacitan, tetapi dengan upaya keras masalah tersebut sebenarnya bisa dipecahkan.

Salah satunya dilakukan oleh Ridwan. Pria berusia 33 tahun warga Dusun Krajan Kidul, Desa Temon, Kecamatan Arjosari ini berhasil memanfaatkan mbelik atau sumber mata air yang terletak di lereng pegunungan untuk memenuhi kebutuuhan air masyarakat sekitar.

Sumber mata air tersebut terletak di antara bebatuan pegunungan. Kubangan air dari mata air seluas kurang lebih 4 meter persegi dan kedalaman saat air hingga 80 cm. Seperti layaknya air pegunungan, air yang keluar dari sumber tersebut cukup jernih.

Posisinya yang terjal dan tinggi membuat tidak banyak warga mampu mengaksesnya. Hingga sekitar lima tahun lalu Ridwan mencari cara mengalirkan air tersebut lebih dekat ke permukiman.

Bermodal gulungan selang sepanjang sekitar 500 meter Ridwan kemudian menjalankan upayanya tersebut. Di bagian bawah, dia membangun penampungan permanen sederhana dengan ukuran 1x1 meter dan tinggi 1,5 meter. Air inilah yang kemudian dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar.

Ridwan yang ditemui Halopacitan saat membenahi saluran air dari selang yang bocor mengatakan upaya ini dilakukan agar keluarganya mendapatkan air bersih guna untuk mencukupi kebutuhan keluarganya. Sebelum upaya ini berhasil, warga sangat kesulitan untuk mendapatkan air bersih. Mengharapkan bantuan air pemerintah juga tidak bisa secara rutin datang.

“Dengan berbagai upaya akhirnya berhasil. Sekarang kami tidak lagi kesulitan air bersih saat kemarau,” katanya Kamis (11/07/2019).

Air yang dialirkan tersebut bisa dirasakan 10 kepala keluarga yang ada di sekitar tempat tersebut dan bisa mencukupi kebutuhan untuk masak,mandi, mencuci baju dan sebagainya.

Tumirah (50 tahun)nenek dari Ridwan 11/07/2019 juga sangat

“Sekarang walau musim kemarau kami tidak mengalami kekeringan,” kata Tumirah (50) yang juga nenek Ridwan.

Sementara Qosim (45) warga sekitar yang sempat ditemui tim Halopacitan mengatakan keluarganya juga menggunakan air yang dialirkan dari mbelik di lereng gunung tersebut. “Walau kebanyakan dlereng pegunungan terjadi kekeringan tetapi kami Alhamdulillah bisa mendapatkan air bersih,” katanya.

Bagikan

RELATED NEWS