Dinas Perdagangan Pacitan Tidak Setuju dengan Penutupan Pasar Hewan

Dias Lusiamala - Kamis, 09 Juni 2022 09:05 WIB
Pasar Hewan di Desa Semanten Pacitan (Dok Halopaitan)

PACITAN-Dinas Perdagangan dan Tenaga Kerja (Disdagnaker) Pacitan keberatan dengan penutupan pasar hewan yang diusulkan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) setempat.

Usulan tersebut merujuk SE 524/964/408.30/2022 yang diterbitkan DKPP, pasar hewan diusulkan tutup sementara selama 14 hari mulai Sabtu (11/6) hingga Sabtu (25/6).

Tujuan penutupan pasar hewan ini untuk memutus mata rantai persebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) yang kian merebak belakangan.

“Dampaknya langsung kepada pedagang, ekonomi akan menurun,” kata Kepala Disdagnaker Pacitan Sunaryo membeberkan alasan penolakannya, Rabu (8/6/2022).

Sunaryo menyampaikan bahwa pasar hewan tidak hanya sebagai tempat jual-beli hewan ternak. Namun, banyak elemen pendukung di sana. Seperti pedagang kulineran serta lapak usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) lainnya.

“Ada berbagai macam orang berjualan di pasar hewan. Kalau ditutup, nantinya nasib pedagang akan sulit memutarkan dagangabnya," ungkap Sunaryo.

Sunaryo mengatakan, penutupan pasar hewan bukan solusi terbaik. Kebijakan itu tidak dapat dipukul rata. Artinya, penjualan sapi atau kambing yang sehat seharusnya tetap diperbolehkan dengan pengawasan ketat atau syarat khusus yang masih bisa dipenuhi oleh pedagang. Sunaryo mengajak seluruh pihak terkait duduk bersama mencari strategi yang tepat untuk mencegah persebaran PMK di Pacitan.

"Objeknya itu sapi. Harusnya yang dicek yang sakit, dan hanya yang sakit yang tidak boleh masuk ke pasar. Bukan pasarnya yang ditutup,” tegas Sunaryo.

Beberapa pedagang yang awal mulanya berjualan di Pasar Hewan Pacitan, saat ini mulai mencoba berjualan langsung di kandang. Jadi bagi pembeli yang akan membeli hewan ternak, disarankan untuk langsung datang ke kandang peternak.

Seperti Mahmudi, warga Desa Barean, menyampaikan bahwa jika pasar ditutup dirinya terpaksa jualan dari kandang. Efek dari isu penyakit mulut dan kuku ini membuat Mahmudi harus pintar-pintar memutar otak, agar hewan ternak miliknya bisa laku terjual.

"Penginnya pasarnya jangan ditutup, karena di pasar ini kan para pembeli datang. Ya terpaksanya kalau ditutup kita jualan langsung di kandang," kata Mahmudi, Selasa (7/6/2022).

Disisi lain menurut Iput warga Desa Ploso, yang juga pedagang hewan ternak di Pasar Hewan Pacitan. Mengatakan bahwa penutupan pasar ini adalah hal yang sangat memberatkan pedagang.

"Sangat keberatan karena perputaran hewan sangat terhambat dan dampaknya ke peternak hewan yang mempunyai kambing dan sapi sangat memprihatinkan kondisinya. Kalau di kalangan pedagang bisa beli tapi tidak bisa jual, untuk penjualan di kandang sangat minim pembeli," kata Iput saat dihubungi, Rabu (8/6/2022).

Iput dan sejumlah pedagang lainnya sudah berkoordinasi untuk bertemu dengan dinas terkait jika pasar akan ditutup, untuk mencari solusi bersama.

RELATED NEWS