Forum Anak Kabupaten Pacitan, IMASIND dan Dboecah’s, Sosialisasikan Pelopor dan Pelapor di Hari Anak Internasional

SP - Senin, 18 November 2019 23:17 WIB
Kegiatan Forum Anak, IMASIND STKIP PGRI Pacitan, dan Dboecah's Pacitan undefined

Forum anak Kabupaten Pacitan dan Pengurus Ikatan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia (IMASIND) STKIP PGRI Pacitan turun gunung, sosialisasikan hak anak melalui senam 2P (pelopor dan pelapor) serta jingle forum anak. Titik yang dikunjungi kali ini adalah Panti Asuhan dan Pondok Pesantren Al Tiin yang beralamatkan di RT 03 RW 02 Dusun Krajan Desa Bungur Kecamatan Tulakan Pacitan Jawa Timur.

Suka cita anak-anak tergambar dari semangat mereka mengikuti seluruh kegiatan yang merupakan kerja bareng antara CLC Dboecah’s Pacitan, Forum Anak Kabupaten Pacitan, dan IMASIND STKIP PGRI Pacitan. Acara diawali dengan santunan anak yatim piatu, yang merupakan titipan dari para dermawan baik dari Jakarta maupun Pacitan. Kegiatan dilanjutkan dengan sosialisasi tentang hak-hak anak, sebagai pelopor dan pelapor.

“Tugas kami sebagai bagian dari Forum Anak Kabupaten Pacitan adalah untuk memberikan contoh kepada adik-adik kami, untuk menjadi pelopor bagi teman-teman mereka, pelopor untuk kebaikan dan mesin perubahan. Anak-anak harus mampu mengambil peran dalam lingkup sekecil apa pun, mereka harus tahu hak dan kewajiban mereka sebagai anak-anak Indonesia”, ucap Echa, Ketua Forum Anak Kabupaten Pacitan pada halopacitan (14/11/2019).

“Perguruan Tinggi sebagai bagian dari masyarakat, kami mempunyai 3 dharma, yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Tentunya kami juga harus peduli dengan keadaan saat ini. Keprihatinan kami adalah pada anak-anak yang lebih banyak menghabiskan waktunya dengan bermain gadget. Kami kawatir kepekaan sosial mereka akan tumpul. Sehingga kami turun, bersama dengan Dbocah’s dan Forum Anak Kabupaten Pacitan. Mahasiswa dan Perguruan Tinggi harus lebih gencar mensosialisasikan tentang hak anak sebagai pelopor dan pelapor dengan cara bekerjasama dengan pemerintah atau organisasi lainnya, serta menjadikan agenda rutin agar masyarakat tahu betapa petingnya hak anak sebagai pelopor dan pelapor”, ungkap Ulfa Maulia Rahmawati, Ketua IMASIND STKIP PGRI Pacitan.

“Upaya untuk terus mensosialisasikan hak anak tidak harus menunggu aksi dari Pemerintah Daerah. Semua komponen harus bergerak mengingat beberapa hal terkait hak anak perlu terus disosialisasikan. Kekerasan terhadap anak dan perempuan, juga tentang pernikahan anak dan pernikahan dini yang sampai dengan September 2019 telah terjadi 90 kasus di Pacitan, yang rata-rata diawali kasus hamil di luar nikah. Hal ini harus terus dilakukan upaya pencegahan dengan terus bergerak bagaimana anak-anak dan remaja di Pacitan menjadi pelopor dan pelapor. Dengan demikian, peghargaan Pacitan sebagai Kota Layak Anak (KLA Madya) dan Kota Layak Pemuda benar-benar dapat dipertanggunjawabkan”, ucapa Dr. Sri Pamungkas, M.Hum., yang hadir sebagai salah satu narasumber dalam acara tersebut.

“Masalah anak bukan hal yang main-main karena mereka adalah masa depan bangsa. Salah dalam pendampingan hari ini maka efeknya akan sangat panjang. Oleh karena itu, orang tua, guru, masyarakat dan juga para pejabat harus mengambil peran bagaimana tumbuh kembang anak semakin berkualitas, bukan saja menjadi generasi pengekor dengan gagap teknologi tetapi sebagai generasi pelopor yang berani melapor bila terjadi hal-hal yang mendobrak hak anak. Gerakan bagaimana membentuk forum anak sampai dengan di tingkat desa harus menjadi ikhtiar utama, agar anak-anak lebih mendapatkan tempat ”, lanjut Dr. Sri Pamungkas, yang juga Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Pacitan.

“Saya sangat senang sekali, santri kami mendapatkan kunjungan hari ini. Anak-anak menjadi tahu tentang haknya bahwa mereka juga bagian dari pelopor di negeri ini. Anak-anak juga mendapatkan pegetahuan bahwa mereka juga harus berani melapor apabila terjadi hal-hal yang kurang manusiawi di sekeliling mereka. Saya juga berterima kasih kepada para dermawan yang memberikan santunan kepada anak-anak yatim piatu di desa kami. Semoga yang kita lakukan hari ini mendapatkan balasan dengan berlipat kebaikan dari Allah SWT”, ucap Ahmad Supriyono, Ketua Yayasan Al Tiin, menutup pidatonya.

Bagikan

RELATED NEWS