Gangguan Ekosistem Jadi Pemicu Banjir Bandang di Malang

Amirudin Zuhri - Senin, 08 November 2021 13:01 WIB
Banjir bandang di malang (BNPB)

YOGYAKARTA- Pakar Kebencanaan UGM, Prof. Suratman, mengatakan banjir bandang yang melanda Kota Batu, Malang, Jawa Timur pada Kamis 4 November 2021 menunjukkan adanya gangguan ekosistem di wilayah tersebut.

"Banjir ini sebagai peringatan ekosistem yang terganggu oleh manusia,"tutur Guru Besar Fakultas Geografi UGM ini.

Suratman mengatakan gangguan ekosistem akibat alih fungsi lahan oleh manusia menjadi salah satu pemicu terjadinya banjir bandang di Batu. Banjir terjadi karena adanya desakan penggunaan lahan untuk pertanian maupun pemukiman. Pengaruh tekanan penduduk dalam penggunaan lahan tidak lagi sesuai dengan daya dukung lingkungan dan kemampuan lahan.

"Perlu dilihat kalau sebagai daerah resapan air, kawasan lindung semestinya banyak pohon-pohonnya. Jadi, harus mengendalikan keterbukaan lahan dan ada konservasi,"paparnya.

Sementara dari sisi sistem tanah, dikatakan Suratman, kawasan Kota Batu memiliki lanskap yang juga rentan terjadi banjir. Banyak wilayahny berupa lereng-lereng dan perbukitan. Selain itu, banyak kawasan dengan kemiringan di atas 40 derajat dengan ketebalan tanah yang cukup tebal. Beberapa kondisi tersebut menjadi pemicu terjadinya banjir.

Lebih lanjut Suratman mengungkapkan kondisi Kota Malang memiliki suhu yang dingin dan lembab. Hal itu menjadikan pelapukan massa batuan tanah aktif sehingga saat hujan deras mengakibatkan banjir yang membawa material-material seperti lumpur dan sampah.

"Dari material vulkanik suburnya luar biasa. Secara ekonomi ini menggiurkan, tetapi secara risiko bencana mengkhawatirkan,"terangnya

Suratman menambahkan dengan adanya isu perubahan iklim, Indonesia patut wasapada. Persoalan hujan ekstrem dan pengaruh daerah pegunungan dengan elevasi tinggi serta memiliki curah hujan lebih dari 3.000 milimeter per tahun patut menjadi perhatian bersama. Indonesia dengan banyak gunung vulkanik dan tingginya proses alih fungsi lahan perlu menjadi hal yang harus diwaspadai.

"Ini jadi peringatan terutama di Pulau Jawa, harus waspada karena banyak wilayah yang memiliki kondisi serupa dengan Batu sehingga rentan banjir," katanya. (*)

Tulisan ini telah tayang di jogjaaja.com oleh Ties pada 08 Nov 2021

Bagikan

RELATED NEWS