PACITAN –Sejak dua pekan terakhir ini, banyak nelayan yang memilih melabuhkan&nbsp;&nbsp;perahunya menghindari gelombang tinggi.Supomo, salah seorang nelayan, mengatakan bahwa hari-hari ini angin lautan sedang kencang-kencangnya. Situasi itu cukup membahayakan keselamatan jika nelayan memaksakan diri melaut.“Cuaca sedang tidak bersahabat. Lebih baik bersandar,” kata Ulomo, Selasa (12/7/2022).<ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://halopacitan.com/read/41-jemaah-haji-indonesia-wafat-di-tanah-suci-berikut-daftarnya">41 Jemaah Haji Indonesia Wafat di Tanah Suci, Berikut Daftarnya</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://halopacitan.com/read/covid-19-kembali-naik-ayo-gunakan-masker-lagi">Covid-19 Kembali Naik, Ayo Gunakan Masker Lagi</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://halopacitan.com/read/positif-pdam-raup-rp-6-miliar-selama-semester-pertama-2022">Positif, PDAM Raup Rp6 Miliar Selama Semester Pertama 2022</a></li></ul>Saat masa istirahat tidak melaut, Supomo mengisi waktunya lebih baik untuk memperbaiki perahu dan jaring yang rusak.“Gelombang tinggi membuat ikan sulit ditangkap,” kata Supomo.Namun beda halnya drngan Giyanto, nelayan lainnya, yang tetap nekat melaut. Giyanto terpaksa melakukannya demi sesuap nasi untuk keluarganya. Meski di lautan, nyawa taruhannya.&nbsp;“Sempat pikir-pikir, tapi mau bagaimana lagi. Ada keluarga yang harus dinafkahi,” kata Giyanto.Banyaknya nelayan yang jeda melaut berdampak terhadap pasokan ikan di Pacitan. Kapal-kapal&nbsp;besar tersebut terpaksa hanya parkir di tepian dermaga, sejak dua pekan terakhir.&nbsp;&nbsp;

AMIRUDDIN ZUHRI.png

kapal nelayan.jpg

Sejak dua pekan terakhir ini, banyak nelayan yang memilih melabuhkan  perahunya menghindari gelombang tinggi.

Gelombang Tinggi, Sebagian Nelayan Tidak Melaut Tapi Ada Yang Nekat