Gubernur Khofifah Soal Minyak Goreng: Harusnya Surplus, Tapi Nyatanya Langka

Dias Lusiamala - Minggu, 20 Februari 2022 08:33 WIB
Gubernur Jawa Timur  Khofifah Indar Parawansa dan Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji saat operasi pasar minyak goreng di Pacitan (Halopacitan/Dias Lusiamala)

PACITAN- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan pemerintah terus berusaha menekan harga minyak goreng termasuk dengan operasi pasar.

“Kita keliling operasi pasar migor, harga yang kita lakukan diberbagai titik sama 2 liter Rp25,000,” katanya kepada wartawan di sela-sela kunjungannya ke Pacitan Sabtu (19/02/2022).

Pemerintah, menurutnya juga telah menetapkan harga eceran tertinggi yakni RpRp14000 untuk kemasan premium, Rp13,500 untuk kemasan sederhana, dan untuk curah Rp11.500.

Kofifah mengakui harga yang sesuai aturan itu sulit untuk dicari terutama di pasar tradisional. “Untuk yang harga Rp11500 tidak mudah mencari di pasar tradisional, yang kemasan sederhana dan premium, juga tidak mudah dicari di pasar,” katanya.

Dia mengaku sudah ke produsen minyak goreng yang berada di Jawa Timur agar tidak mengurangi produksinya. Produsen mengaku sebenarnya tidak mengurangi produksi, tetapi di pasaran faktanya minyak goreng langka.

“Ada rantai yang putus. Nah di antara pabrik/produsen dan konsumen itu ada distributor. Maka melihat kembali bagaimana titik distribusinya,” katanya.

Dia mengatakan Jawa Timur ini satu bulan membutuhkan 59.000 ton minyak goring. Sementara pabrik minyak goreng yang memproduksi di Jawa Timur itu 63.000 ton perbulan sehingga harusnya masih surplus 4.000 ton perbulan. “Mestinya surplus tetapi kita melihat di pasaran terjadi kelangkaan,” katanya lagi.

Dia mengaku sudah berkoordinasi dengan Kementerian Perdagangan untuk mengatasi masalah ini termasuk dengan operasi pasar.

Saya sudah koordinasi kepada Menteri Perdagangan. Karena ini ada kaitan dengan subsidi dari pemerintah pusat bahwa disampaikan Rp 3 triliun sampai dengan enam bulan seharusnya suplainya lancar," papar dia.

Untuk mengatasi persoalan tersebut, Khofifah mengajak seluruh satgas pangan di segala lini untuk mengecek alur distribusi. Tujuannya, mencari di mana benang kusut kelangkaan minyak goreng itu. Sebab stok minyak di pusat perbelanjaan modern dan minimarket banyak yang kosong meski telah melakukan Pre Order (PO).

"Kemarin Menteri Perdagangan juga melihat kembali distribusi minyak goreng di Surabaya dan Sidoarjo. Dua hari ini beberapan dirjen Kemendag juga berkantor di Disperindag Jatim untuk mengkordinasikan kelangkaan minyak goreng. Terimakasih atas perhatian untuk masyarakat Jawa Timur," tandasnya.

Editor: AZ

RELATED NEWS