Guru SMPN 3 Pacitan Ini, Raih Penghargaan Sutasoma Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur

SP - Senin, 19 Oktober 2020 15:14 WIB
Sri Ismini Istuningsih, S.Pd. nomor 3 dari kanan, Peraih Anugerah Sutasoma Guru Berdedikasi undefined

Anugerah Sutasoma tahun 2020 ini dihiasi dengan nama salah satu guru asal Pacitan Jawa Timur. Bernama lengkap Sri Ismini Istuningsih, S.Pd., Ismi atau Nuning panggilan akrabnya mendapatkan anugerah Sutasoma kategori guru Bahasa dan Sastra Daerah berdedikasi, pada Kamis (15/10/2020) lalu di Favehotel Sidoharjo.

Penghargaan Sutasoma diberikan setiap tahun kepada mereka yang merupakan tokoh atau penggerak kesastraan yang berpegaruh. Ada 7 kategori penghargaan Sutasoma, yaitu guru bahasa dan sastra daerah berdedikasi, guru bahasa dan sastra Indonesia berdedikasi, sastrawan berdedikasi, karya sastra daerah terbaik, karya sastra Indonesia terbaik, buku essai/kritik sastra terbaik, dan komunitas sastra.

Tak pelak karena ibu dari 3 orang anak ini terus mendedikasikan hidupnya untuk dunia pedidikan khusunya dalam khasanah bahasa dan sastra Jawa. Penulis Baladha Suliyah, Antologi Gegurutan Kidung Saka Pesisir Kidul (2014) dan antologi Cerkak Pralampita (2014) memang berdarah seniman/sastrawan Jawa. Ayahnya, Tony Ismoyo, merupakan sastrawan Jawa se zaman dengan Esmiet, Tamsir dan Tiwiek SA.

Terpilihnya Ismi sebagai penerima anugerah Sutasoma kategori guru bahasa dan sastra daerah berdedikasi adalah karena kiprahnya dalam pembinaan terhadap siswa-siswa lintas sekolah, seperti SD di Kebonagung, SMP (1,2,3), serta SMA 1 dan MAN. Temasuk guru PAUD dan TK di Kecamatan Pacitan dan Arjosari, dalam lomba gegguritan baik level Kabupaten maupun Provinsi .

Selain itu, Ismi juga menuturkan bahwa dirinya pernah mendapatkan kejuaraan di Tingkat Provinsi, yaitu penulis naskah terbaik dalam festival geguritan pitutur budi pekerti. Selain itu, dirinya juga menuliskan naskah drama tradisional yang sumbernya menggali postensi lokal daerah untuk dipentaskan siswa. Keaktifannya dalam forum ilmiah, yaitu kogres Bahasa Jawa tahun 2006, 2011 dan 2016 rupanya mendapatkan perhatian lebih sehingga tahun ini dirinya meraih penghargaan Sutasoma.

“Saya sangat bersyukur, berterima kasih dan terharu atas penganugerahan Sutasoma ini. Sekaligus ini amanah bagi bagia saya untuk terus berjuang di bidang bahasa, sastra, dan budaya Jawa ke depannya”, kata istri Imam Mahfud ini pada halopacitan.

“Harapan saya ke depan agar pemberian peghargaan semacam ini sagat perlu dilakukan oleh pemerintah dalam rangka memacu para guru Bahasa Jawa untuk terus berkiprah dan berjuang agar yang minor ini tidak hilang ditelan zaman. Perjuangan itu tidak ada yang sia-sia walaupun tujuan akhir dari suatu perjuanagn itu bukan untuk memperoleh reward atau hadiah akan tetapi paling tidak ada yang peduli dengan apa yang telah kita perjuangkan dengan semestinya”, pungkas Ismi

Bagikan

RELATED NEWS