PACITAN - Kamu ingin pekerjaan yang bebas dari tekanan bos? Mungkin pekerjaan sebagai freelancer bisa menjadi pilihan yang tepat.&nbsp;Tapi menjadi seorang&nbsp; freelancer,&nbsp;berarti kamu juga harus siap menurunkan gengsimu dalam mencari&nbsp;job. Hal ini tentu berbeda dengan "jual murah", ya!Selain menguasai kemampuan dalam suatu bidang terkait, seorang&nbsp;freelancer&nbsp;juga dituntut untuk mampu memasarkan dirinya sendiri agar bisa menarik perhatian calon klien. Lantas, bagaimana ciri sosok&nbsp;freelancer&nbsp;yang digemari oleh para klien itu?&nbsp;<ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://halopacitan.com/read/benarkah-wisata-kali-klepu-karanganyar-diterjang-banjir">Benarkah&nbsp;Wisata Kali Klepu Karanganyar&nbsp;Diterjang Banjir?</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://halopacitan.com/read/tahu-tuna-sabrina-oleh-oleh-khas-pacitan">Tahu Tuna Sabrina,&nbsp;Oleh-oleh Khas Pacitan</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://halopacitan.com/read/kopi-atau-teh-mana-lebih-baik-ini-kata-ahli-gizi">Kopi atau Teh, Mana Lebih Baik? Ini Kata Ahli Gizi</a></li></ul>Langsung aja kita tengok sederet inspirasinya seperti dikutip dari <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://kabarsiger.com/">Kabarsiger.com</a>, jejaring media <a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://jogjaaja.com/">Jogjaaja.com</a>.Bagaimana klien akan mendatangimu kalau sikapmu saja sudah dingin sejak awal? Kamu barangkali tak langsung menolak tawaran kerja sama dari mereka. Namun, bahasa tubuhmu menunjukkan penolakan secara tidak langsung.Kamu tak terlihat antusias, bahkan, seperti menggantung keputusan yang seharusnya lekas kamu berikan. Misalnya dengan kamu mengatakan, "lihat nanti saja, deh." Lalu, setelah itu kamu tak lagi memberikan kabar lagi.Ini soal pekerjaan, lho! Bukan sekadar ajakan pergi bermain. Pekerjaan adalah jalan rezeki baik untukmu maupun untuk calon klien. Kamu bebas saja bila hendak menghambat jalan rezekimu sendiri, tetapi tentu orang lain tidak suka diperlakukan demikian.<h4>2. To the point soal apa yang bisa dan tidak bisa kamu lakukan</h4>Bukannya kamu tak ada keinginan untuk meningkatkan&nbsp;skill. Tentu kamu secara otomatis akan terus belajar dan berlatih untuk hal itu sebagai seorang&nbsp;freelancer. Tapi, di saat yang sama kamu juga tidak mau membohongi atau memberikan harapan palsu pada klienmu.Dengan mengakui bahwa kamu tidak mampu mengerjakan proyek yang ditawarkan, awalnya klienmu memang pergi. Kamu tidak menjawab kebutuhannya saat ini. Namun, jangan khawatir! Dengan kamu memperjelas bidang kemampuanmu, suatu saat ia bakal kembali dengan tawaran kerja sama yang lebih sesuai.Ia menghargai kejujuranmu dan justru akan memasukkan namamu dalam daftar hitam kalau kamu hanya memberikan janji-janji palsu. Sebab, sikap tidak jujur seperti itu bakal menjadi kendala besar dalam bentuk kerja sama apapun.<h4>3. Cepat memahami keinginan klien</h4>Sebagian besar calon klienmu biasanya berlomba dengan waktu. Oleh karena itu, mereka akan merasa sangat terbantu apabila kamu cepat menangkap apa-apa yang menjadi keinginannya. Faktor ini juga menunjukkan kalau kamu telah punya cukup pengalaman di bidang tersebut.Sebaliknya, bila kamu lambat sekali dalam memahami tugas yang diberikan, mereka pun jadi ragu dengan kemampuanmu. Selain lelah menjelaskan, calon klienmu pun waswas kalau-kalau pekerjaan kamu berantakan, bahkan, tidak selesai.<h4>4. Mampu bekerja sesuai deadline</h4>Jangan sekali-kali mengaku ahli dalam bidang tertentu kalau tenggat pekerjaan saja selalu lolos. Inilah alasannya mengapa sejak awal kamu perlu mempertimbangkan dan mendiskusikan tenggat atau&nbsp;deadline&nbsp;pekerjaan yang ditawarkan oleh klien.Jangan asal menyetujui pekerjaan dengan tenggat yang terlalu mepet. Bila akhirnya kamu gagal memenuhinya, klienmu sudah tak ada waktu lagi untuk mencari orang lain yang mampu menyelesaikannya.<ul><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://halopacitan.com/read/sugeng-ambal-warsa-ke-277-pacitan-tumandang">Sugeng&nbsp;Ambal Warsa ke-277, Pacitan Tumandang</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://halopacitan.com/read/operasi-minyak-goreng-di-pacitan-ada-yang-bersyukur-ada-yang-kecewa">Operasi Minyak Goreng di Pacitan, Ada yang Bersyukur, Ada yang Kecewa</a></li><li><a target="_blank" rel="noopener noreferrer" href="https://halopacitan.com/read/5-game-rahasia-di-google-ini-bisa-dimainkan-gratis">5 Game Rahasia di Google Ini Bisa Dimainkan Gratis</a></li></ul><h4>5. Luwes bekerja secara individual maupun dalam tim</h4>Sekalipun kamu sebenarnya lebih nyaman bekerja secara individual, kamu tetap harus dapat beradaptasi dengan tim. Begitu pula sebaliknya.Terbiasa bekerja dengan tim jangan malah bikin kamu kehilangan kepercayaan diri ketika ada klien yang menghendaki suatu tugas hanya diselesaikan olehmu. Misalnya menyangkut kerahasiaan atau agar biayanya yang dikeluarkan klien lebih rendah daripada dikerjakan secara berkelompok.Apabila kelima poin di atas sudah kamu miliki, perlahan-lahan kamu pasti mulai gak merasakan yang namanya sepi&nbsp;job,&nbsp;nih! Sampai-sampai bukan kamu yang mencari pekerjaan, melainkan pekerjaanlah yang mencari-cari kamu. Makin tekunilah sederet inspirasi sebagai seorang&nbsp;freelancer&nbsp;yang digemari klien ini, ya! (*)

AMIRUDDIN ZUHRI.png

Selain menguasai kemampuan dalam suatu bidang terkait, seorang freelancer juga dituntut untuk mampu memasarkan dirinya sendiri agar bisa menarik perhatian calon klien. 

Pixabay

Kamu ingin pekerjaan yang bebas dari tekanan bos? Mungkin pekerjaan sebagai freelancer bisa menjadi pilihan yang tepat. 

Ingin Jadi Freelancer Diminati Klien? Simak 5 Tips Ini