Kue Apem , Makanan Khas yang Selalu Ada dalam Menyambut Ramadahan

SP - Jumat, 24 April 2020 04:53 WIB
Makna Kue Apem dalam Acara Adat Megengan undefined

Ada satu lagi yang unik di masyarakat Pacitan dalam menyambut bulan suci Ramadhan. Umumnya masyarakat Pacitan akan melaksanakan tradisi khas Jawa timuran bernama Megengan. Seperti yang telah diulas pada artikel sebelumnya Dalam tradisi Megengan ini, ada satu makanan yang tidak boleh tertinggal, makanan ini sejenis kue tradisional yang sering disebut Apem

Apem, ya kue sederhana ini melekat erat dengan tradisi kuliner di Jawa. Kue berbahan tepung beras ini kerap menjadi bagian dari panganan wajib saat genduri. Salah satunya untuk tradisi Megengan dalam menyambut bulan suci Ramadahan ini. Kue Apem ini diyakini sebagian besar masyarakat Jawa karena memang memiliki makna filosofis.

Jika kita kaji lebih dalam istilah apem berasal dari kata dalam bahasa Arab yaitu afwan yang berarti ‘ampunan’ atau ‘maaf. Dikutip dari kumparan.com, Salah satu dosen pendidikan sejarah Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Riyadi, menjelaskan bahwa asal mulanya Apem merupakan makanan elit kraton, dan hanya ada di istana kerajaan, namun dengan berjalannya waktu makanan ini menjadi umum dikalangan masyarakat Jawa.

"Dulu Apem menjadi makanan elit keraton. Ini bisa dijumpai pada Kerajaan Pajang. Kue berbahan dasar tepung beras ini menjadi kue wajib dalam penyelenggaraan Megengan" ujarnya.

Riyadi juga menjelaskan kue Apem menjadi simbol untuk memohon ampun kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala perbuatan yang dilakukan selama setahun lalu. Dari penjelasan tersebut, ada satu hal yang terungkap dari kue apem tersebut. Selain rasanya yang enak dan khas ternyata kue Apem juga memiliki filosofi dan makna yang mendalam bagi masyarakat Jawa Timur khususnya masyarakat Pacitan.

Bagikan

RELATED NEWS