Lebih Cepat, Mulai 2022 Penjualan Pupuk Bisa Pakai Sistem RMS

Amirudin Zuhri - Jumat, 31 Desember 2021 10:50 WIB
Pergudangan milik PT Pupuk Indonesia. (Pupuk-indonesia.com)

JAKARTA -- Holding BUMN pupuk, PT Pupuk Indonesia (Persero) mulai memperkenalkan program digitalisasi penjualan untuk kios bernama Retail Management System (RMS).

Wakil Direktur Utama Pupuk Indonesia Nugroho Christijanto mengatakan bahwa sistem digitalisasi RMS ini digunakan oleh distributor dan kios pupuk untuk memproses penjualan pupuk retail, komersil, maupun pupuk subsidi.

"RMS dapat mempermudah dan mempercepat kios dalam memproses penjualan pupuk," katanya di Bali, Rabu, 29 Desember 2021.

Sampai dengan Desember 2021, RMS telah diujicobakan ke 158 kios yang tersebar di sembilan kabupaten di Provinsi Bali.

Sementara sisanya tersebar di beberapa daerah, seperti di Jawa Timur 57 Kios, Jawa Barat 30 Kios, Jawa Tengah 15 Kios, NTB, Bontang dan Riau yang juga sudah menggunakan sistem ini.

Nugroho menambahkan, RMS juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan, ketersediaan pupuk non subsidi secara nasional dengan memperkuat partnership antara distributor dengan ritel dan mendekatkan diri dan memberikan solusi kepada para petani.

Sementara itu, Wakil Menteri BUMN I Pahala Mansury berkesempatan untuk melihat langsung penerapan RMS di kios UD Lisa di Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Bali.

Dia mengapresiasi penerapan sistem digitalisasi RMS yang dilakukan oleh holding dengan 10 anak usaha ini.

Pahala pun meminta penerapan RMS untuk bisa dioptimalkan kembali bahkan dikerjasamakan dengan pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pertanian, khususnya untuk pemanfaatan data Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) dan data petani yang tertangkap oleh sistem digitalisasi miliki Pupuk Indonesia.

Adapun, produksi pupuk milik grup Pupuk Indonesia sampai dengan Oktober 2021 telah mencapai 10,2 juta ton atau 101,29% dari Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP). Sementara produksi non-pupuk mencapai 6,09 juta ton yang juga melampaui RKAP yang sebesar 103,2%.

Untuk penyaluran pupuk bersubsidi sampai Oktober pun telah mencapai 6,24 juta ton atau 83,8% dari RKAP. Di sisi lain, volume penjualan pupuk komersil mencapai 4,24 juta ton atau 129,2% dari RKAP. Kemudian volumen penjualan non pupuk mencapai 980 ribu ton atau 120,98% dari RKAP.

Dengan produksi dan penjualan yang cukup tinggi, Pupuk Indonesia pun meraup pendapatan sebesar Rp62,51 triliun atau 104% dari RKAP. Pendapatan yang tumbuh tinggi membuat laba bersih meroket menjadi Rp5,02 triliun atau 193% dari RKAP. Saat ini, total aset Pupuk Indonesia mencapai Rp126,8 triliun.

Grup terus melakukan sentralisasi fungsi holding dalam melakukan pemasaran dan penjualan, supply chain dan cost management, pengadaan barang dan jasa, keuangan, audit, manajemen risiko, dan SDM serta keuangan.

Salah satu program grup yang cukup berhasil adalah Program Makmur (Mari Kita Majukan Usaha Rakyat) yang telah memiliki luas tanam 61.674 hektare dan melaibatkan 43.079 petani dengan volume penjualan pupuk non subsidi mencapai 38.643 ton.

Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Daniel Deha pada 31 Dec 2021

Bagikan

RELATED NEWS