Melalui “Program Makmur”, PT Pupuk Kalimantan Timur Dorong Produktivitas dan Kesejahteraan Petani

Rahmat Deny - Rabu, 01 Desember 2021 09:01 WIB
Talk show bertema “Cerita Petani Millennial, Mendapat Berkah dari Kebun” yang dilaksanakan oleh Demfarm.id pada Minggu, (28/11/2021)

JAKARTA- Sebagai negara agraris yang kaya akan sumber daya alam yang sangat beragam. Indonesia memiliki lahan pertanian terluas sehingga menjadi peluang bagi generasi muda untuk menggelutinya.

Untuk menambah gairah sektor pertanian, sejumlah program dan pengembangan pun telah dilakukan oleh pemerintah dan berbagai pihak. Salah satunya adalah “Program Makmur” yaitu program pemberdayaan petani dan produktivitas pertanian di Indonesia dari PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT).

Project Manager Program Makmur PKT, Adrian R.D. Putera, sebagai narasumber dalam Talkshow yang diinisiasi oleh Demfarm.id yang dilaksanakan secara virtual, Minggu (28/11/2021) mengatakan “Program Makmur” ini merupakan komitmen perusahaan dalam rangka meningkatkan pemberdayaan petani dan produktivitas pertanian di Indonesia. Adrian juga mengatakan pihaknya terus mendukung dan melakukan pendampingan kepada petani milenial untuk meningkatkan produktivitas dengan cara-cara yang lebih kekinian.

“Program Makmur kita laksanakan di sejumlah wilayah tanggungjawab distribusi PKT, seperti Jawa Timur, Kalimantan, dan Sulawesi. Program ini juga merupakan upaya PKT dalam meningkatkan penggunaan pupuk nonsubsidi dalam negeri, dengan menciptakan ekosistem untuk mendorong produktivitas dan kesejahteraan petani Indonesia, termasuk petani millennial,” katanya.

Seperti diketahui talk show bertema “Cerita Petani Millennial, Mendapat Berkah dari Kebun” yang dilaksanakan oleh Demfarm.id pada Minggu, (28/11) lalu, bertepatan dengan peringatan Hari Menanam Pohon Nasional. Kegiatan ini dilaksanakan secara daring dengan menghadirkan 100 peserta dari berbagai kalangan, mulai dari blogger, journalist, dan masyarakat umum di wilayah Indonesia.

Talk show ini menghadirkan tiga narasumber dengan latar belakangyang berbeda, di antaranya Soraya Cassandraselaku Founder Kebun Kumara, Adrian R.D. Putera selaku Project Manager ProgramMakmur PKT, dan Iqbal sebagai perwakilan petani milenial binaan PKT. Sedangkan tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan minat generasi muda di bidang pertanian, dimulai dengan bercocok tanam dari rumah. Sehingga dengan munculnya minat tersebut, ke depan akan lahir petani-petani millennial yang sukses memajukan sektor pertanian Indonesia.

Lebih lanjut Adrian mengungkapkan bahwa implementasi Program Makmur dari PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) terbukti mampu meningkatkan produktivitas pada komoditas jagung dan padi yang masing-masing sebesar hingga 42 persen dan 34 persen.Begitu juga dari sisi keuntungan petani, terjadi kenaikan, yaitu untuk petani jagung sebesar hingga 52 persen dan petani padi sebesar hingga 41 persen.

Adrian menjelaskan program makmur ini memberikan ekosistem lengkap yang bertujuan meningkatkan produktivitas hingga penghasilan petani. Ekosistem di sini menghubungkan petani dengan pihak project leader, asuransi, lembaga keuangan, teknologi pertanian, pemerintah daerah, agro input, ketersediaan pupuk non subsidi, dan offtaker.

“"Jadi program makmur ini berlaku untuk semua petani, termasukpetani millenial. Harapan kami akan semakin banyak petani muda yang memajukan pertanian di daerah masing-masing sehingga cita-cita ketahanan pangan nasional bisa kita tercapai. Sektor ini butuh tenaga millennial,” katanya.

Sementara itu, salah satu petani milenial binaan PKT yang sudah merasakan kesuksesan adalah Iqbal. Petani Millennial asal Jember ini mengakumemilih profesi menjadipetani di usia muda karena ingin mematahkan stigma buruk mengenai profesi petani.

“Menjadi petani adalah suatu pengabdian karena selain ketekunan, regenerasi juga dibutuhkan. Apalagi, kehadiran modernisasi turut memberi peluang besar untuk digarap generasi milenial demi mengambil ceruk pasar yang sangat potensial lewat inovasi dan terobosan segar,” katanya dalam acara yang sama.

Iqbal juga mengatakan modal dasar menjadi petani adalah ilmu. Mulai dari mengetahui strategi, pasar, dan mengadopsi teknologi pertanian. Sehingga bertani tidak lagi menjadi pekerjaan yang berat semata.

“Jadi petani awalnyakita harus tau pasarnya. Punya strategi sejak awal. Jika kita paham dengan teknologi pertanian, kita lebih mudah dapat peluang untuk sukses, ini jadi latar belakang saya memilih menjadi profesi sebagai petani, kan tujuan dari kerjaan profit,” katanya.

Dari keterangan Iqbal dalam acara Demfarm tersebut,dalam satu tahun ia bisa melakukan empat kali panen dengan masa tanam selama 60 hari. Saat ini, kelompok tani milenial Iqbal berjumlah 100 petani.

“Saya mengajak generasi muda kembali bertani dan mengembangkan sektor pertanian Indonesia. Jika ditinjau dari pengalaman, menjadi petani malah pekerjaan yang paling diidamkan pada masa tua seseorang. Jadi kenapa tidak kita mulai saja dari muda,” katanya.

Bukan hanya Iqbal, Soraya Cassandrayang merupakan Founder Kebun Kumara juga memberikan paparansenada. Ia mengajak masyarakat untuk menjadi “petani milenial” dimulai dengan membuat kebun di rumah sendiri untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

“Kebun Kumara kami buat untuk mengajak lebih banyak teman Gen Z untuk memulai langkah kecil menjadi petani milenial di rumah sendiridan membiasakan diri melakukan kebaikan untuk diri sendiri dan bumi,” katanya.

Editor: SP

RELATED NEWS