Melawan Mitos Kehilangan Jabatan, Kapolres Pacitan Masuk Kampung Pitu demi Vaksin Warga

Amirudin Zuhri - Minggu, 10 Oktober 2021 11:54 WIB
Kapolres Pacitan, AKBP Wiwit Ari Wibisono (kiri) di Kampung Pitu (Tangkapan layar YouTube Pacitan Vision Official)

PACITAN- Kampung Pitu yang terletak di Dusun Krajan Kidul, Desa Temon, Kecamatan Arjosari, Pacitan memiliki mitos yang cukup membuat orang, termasuk pejabat tidak berani memasukinya. Hal ini sempat menyulitkan upaya untuk melakukan vaksinasi COVID-19 di wilayah tersebut.

Kampung Pitu Pacitan yang terpencil hanya dihuni tujuh kepala keluarga. Hal tersebut sudah mejadi warisan leluhur karena diyakini apabila lebih dari jumlah itu maka biasanya akan terjadi pertengkaran. Mereka yang tinggal di Kampung Pitu Pacitan tersebut masih mempunyai hubungan darah atau satu garis keturunan.

Kampung Pitu Pacitan berjarak 15 Km dari pusat Kota Pacitan dan dihuni sekitar 25 jiwa. Untuk sampai di Kampung Pitu dapat melalui dua akses, melalui Desa Temon atau melalui Desa Jatimalang.

Di Kampung Pitu terdapat Masjid yang diyakini Masjid Tiban alias masjid yang tiba-tiba ada. Diyakini masjid itu telah ada sejak zaman para wali. Bagian tengah masjid terdapat empat pilar kayu penyangga yang diyakini berusia ratusan tahun atau kurang lebih sama dengan usia Masjid Agung Demak. Kubah masjid terbuat dari tanah liat, namun tampak mewah seperti berbahan perunggu.

Masyarakat Kampung Pitu Pacitan bermata pencarian sebagai petani. Mereka menanam padi, ketela pohon, dan uniknya air tetap ada meski di musim kemarau.

Tetapi banyak mitos yang menyelimuti kampung tersebut. "Banyak yang takut datang ke sini. Banyak mitosnya, makanya pejabat takut datang ke Kampung Pitu," kata Kepala Dusun Krajan Kidul, Sri Wahyuni, Sabtu 8 Oktober 2021.

Ia menjelaskan, para pejabat tidak ada satu pun yang berani datang. Bahkan orangtuanya yang dulu yang menjabat sebagai kepala desa juga tidak berani.

Tetapi Kapolres Pacitan, AKBP Wiwit Ari Wibisono tak pantang mundur. Dia harus datang ke kampung itu sebagai bagian dari upaya untuk melakukan vaksinasi. AKBP Wiwit mengaku dirinya datang ke Kampung Pitu untuk mengajak warga agar divaksin COVID-19.Faktanya memang hingga saat ini belum ada satupun warga yang mendapat vaksin.

Banyak masyarakat percaya, orang yang mendatangi Kampung Pitu akan mendapat kesialan termasuk kehilangan atau turun pangkat bagi para pejabat.

"Semoga saja setelah dari sini semua baik-baik saja. Biar menjadi contoh pejabat yang lain untuk berani masuk ke Kampung Pitu. Semua daerah seharusnya diberlakukan sama," harapnya.

Kedatangan Kapolres dan petugas kesehatan membawa hasil. Meski harus melintasi medan sulit untuk menuju kampung , akhirnya sebanyak 25 warga di Kampung Pitu pun mendapat suntikan vaksin dosis pertama. Pemberian vaksinasi dilakukan dari rumah ke rumah.

Editor: Amirudin Zuhri

RELATED NEWS