Memanggil Kembali Kearifan Lokal, Kentongan sebagai Simbol Kesiapsiagaan Bencana

SP - Selasa, 27 Oktober 2020 06:21 WIB
Ilustrasi: Kentongan, Kearifan Lokal yang Kembali digalakkan sebagai simbolkesipasiagaan bencana undefined

Kentongan peralatan tradisional yang pada zaman dahulu berfungsi strategis untuk menyampaikan pesan. Kearifan lokal yang dimiliki Pacitan dan masyarakat Jawa umumnya ini, mulai digalakkan pemakaiannya.

Berawal dari prediksi peneliti ITB bahwa Laut Selatan Jawa berpotensi terjadi gempa besar yang bisa menyebabkan tsunami. Merasa perlu waspada terhadap ancaman bencana, Pemda melalui Badan Penanganan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan memfungsikan kembali kentongan sebagai peringatan dini.

Langkah ini dinilai strategis, pasalnya peralatan modern bernama Early Warning System (EWS) membutuhkan energi listrik berpotensi ngadat karena efek goncangan maupun hal teknis lain.

“Kita siap siaga terhadap semua ancaman bencana. Meski kita berharap bencana ini tidak terjadi,” kata Bupati Pacitan Indartato usai Launching Pemukulan Kentongan Serentak se Kabupaten Pacitan, Pagi tadi (26/10/2020) tepat pukul 08.59 WIB di Pantai Pancer Door.

Pemukulan kentongan tersebut nantinya tidak cukup dilakukan instansi pemerintah, masyarakat dan pihak swasta harus memiliki kesadaran, mengingat kemandirian semua unsur merupakan prasyarat wajib pada bidang kebencanaan yang didukung dengan peraturan resmi. “Namun ini jangka panjang,” lanjut Indartato.

Bupati juga mengupayakan langkah lain sebagai pendukung mitigasi, salah satunya memaksimalkan tanaman pandan laut yang memiliki fungsi sama seperti sabuk hijau yang harus dikembangbiakkan di bibir pantai.

Sementara itu Kepala BPBD Pacitan Didik Alih Wibowo berpandangan, kentongan disamping dahulu sudah membudaya, alat ini mudah didapatkan dan terjangkau, sehingga seluruh masyarakat dapat memilikinya.

Selain sebagai jaringan informasi yang positif antar masyarakat kentongan juga berfungsi sebagai filter berbagai informasi yang simpang siur. Harapannya keresahan masyarakat dapat diminimalkan.

“Selanjutnya kami akan membentuk tim siaga yang akan bergerak untuk memantau maupun memberikan informasi kepada masyarakat,” kata Didik, seperti dilansir dari pemkabpacitan.facebook.

Bagikan

RELATED NEWS