Mengejar Habibie dan Ainun 3 Sampai ke Solo

SP - Sabtu, 04 Januari 2020 18:05 WIB
Poster Film Habibie dan Ainun 3 undefined

Tokoh inspiratif, Bapak Bangsa Indonesia, Bapak Teknologi, Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie dan istrinya, Hasri Ainun Besari, atau akrab dipanggil Ibu Ainun, selalu ada di setiap jiwa bangsa Indonesia karena keteladanan, inspirasi, intelektualnya, rendah hatinya dan sederet kebaikan tentang Beliau berdua. Sukses dengan film layar lebar Habibie dan Ainun 2, masyarakat Indonesia termasuk keluarga-keluarga di Pacitan menyerbu gedung-gedung bioskop di kota terdekat, baik di Solo, Ponorogo, Madiun, atau Yogyakarta.

Film Habibie & Ainun 3 dibawakan dengan tujuan memperkuat pengorbanan yang dilakukan Ainun itu. Perjuangan perempuan menjadi dokter di tahun 1950-an tentu lebih sulit dilakukan dibandingkan sekarang. Ainun berhasil melaluinya, tetapi memilih mengorbankannya demi suatu hal yang lebih besar, yakni mendukung cita-cita Habibie.

Film Habibie dan Ainun 3 sampai dengan 2/01/2020 dilansir dari https: //www.liputan6.com telah mencapai 2 juta penonton. Hasri Ainun dalam film Habibie dan Ainun 3 diperankan oleh Maudy Ayunda, lahir dari seorang ibu yang berprofesi sebagai bidan. Ketika Jepang berkuasa di Indonesia, ia kerap mendampingi sang ibu, yang diperankan Marcella Zalianty membantu persalinan warga desa tempat mereka mengungsi.

Pak Besari, ayah Ainun, yang diperankan oleh Lukman Sardi, mendukung Ainun kuliah di Fakultas Kedokteran UI. Ia juga berpesan, meski negara sudah merdeka, tetapi masih banyak pikiran rakyatnya yang belum merdeka. Sang ayah takut, budaya kolot yang masih mengekang perempuan di tahun 1950-an justru akan menyulitkan putrinya menjalani profesi dokter yang masih dianggap sebagai pekerjaan laki-laki. Tak pelak semua itu terjadi ketika seorang senior congkak bernama Agus Sumarhadi, yang diperankan Arya Saloka bahkan tak segan mengolok-olok Ainun dan mahasiswa perempuan lainnya bahwa mereka lebih pantas di bekerja dapur.

Selain Agus, cobaan Ainun di kampus juga datang dari dosennya sendiri. Profesor Husodo Notosastro, yang diperankan Arswendi Nasution, dikenal sebagai dosen killer yang suka menerapkan metode belajar sangat keras. Menurutnya, ilmu kedokteran tidak cocok untuk perempuan karena mereka memiliki sifat perasa yang sangat kuat sehingga sulit diberi tekanan.
Namun, justru dari Ainunlah Profesor Husodo luluh, dan dalam pidato kelulusan dokter di UI kala itu ia mengatakan bahwa guru yang baik adalah guru yang banyak belajar dari siswanya bukan guru yang bangga kepada siswanya yang banyak belajar dari dirinya. Di sesi itulah Ainun dinobatkan sebagai siswa lulusan terbaik Fakultas Kedokteran UI. Tokoh Ainun memberikan inspirasi dan mendobrak sendi-sendi yang kokoh kala itu bahwa dokter identik dengan laki-laki.


Tidak bisa dibantah, kisah perjalanan cinta Ainun muda menjadi unsur yang paling dinanti dari Habibie & Ainun 3. Sebelum menikah dengan Habibie, Ainun punya kisah cinta lain bersama pemuda bernama Ahmad yang diperankan oleh Jefri Nichol. Ahmad digambarkan sebagai sosok pemuda cerdas yang punya segudang keraguan terhadap bangsa dan negaranya sendiri. Ia menganggap orang Indonesia memiliki banyak keboborokan mentalitas, mulai dari masalah sepele seperti suka berprasangka buruk hingga kecurangan dalam hal politik. Hal tersebut berbeda dengan Ainun yang akan tetap mencintai Indonesia. Saat itulah keduanya berpisah dan Tuhan pun kembali mempertemukan Habibie dan Ainun, merajut mimpi-mimpi mereka, mereka terus dalam satu frekuensi dan mengudara dalam bahtera luar biasa bernama Indonesia.

Echa (17 tahun), siswa SMAN 1 Pacitan, mengatakan “Film Habibie dan Ainun 3 ini benar benar layak untuk ditonton seluruh kalangan masyarakat. Kisah dimana kita harus mengikhlaskan dan menjadikan setiap peristiwa menjadi pelajaran, pantang menyerah dalam meraih cita-cita karena setiap orang adalah guru. Ada kalanya kita diam tetapi ada kalanya kita harus bersikap”. Siswa kelas XI tersebut berharap “Mudah-mudahan di Pacitan segera ada gedung bioskop, karena dari film pun kami belajar. Bagi saya menonton film sangat memberikan inspirasi untuk bahan tulisan-tulisan saya”, ucap remaja yang hobi menulis tersebut.

Bagikan

RELATED NEWS