Mengenal Gejala dan Pencegahan Cacar Monyet

AZ - Selasa, 14 Mei 2019 14:36 WIB
akibat serangan monkeypok undefined

Halopacitan, Pacitan—Cacar monyet baru-baru ini dikonfirmasi ditemukan di Singapura membuat Indonesia pun menjadi ikut berpotensi terkena penyebaran virus tersebut. Hal ini karena arus orang dari kedua negara ini cukup tinggi.

Bahkan Dinas Kesehatan Kota Batam memasang pemindai suhu badan di semua pintu masuk dari Singapura. Mari lebih detil mengenal penyakit ini.

Sebenarnya, apa itu cacar monyet?

Menurut badan kesehatan dunia atau WHO monkeypox merupakan penyakit yang disebabkan virus dari hewan yang menular ke manusia. Penyakit ini kerap ditemukan di daerah-daerah terpencil Afrika tengah dan barat, daerah dekat hutan hujan tropis.

Virus monkeypox sendiri mirip dengan virus pada cacar manusia. Meskipun penyakit monkeypox ini jauh lebih ringan daripada cacar, tetapi tetap berbahaya. Gejala cacar monyet sama dengan cacar lainnya, antara lain demam dan gangguan pernafasan. Yang membuat penyakit itu berbahaya adalah ketika di tahap radang pernafasan.

Bagaimana cara virus cacar monyet menular?

Virus ini sebagian besar ditularkan kepada orang-orang dari berbagai binatang liar seperti tikus dan primata, tetapi juga bisa melalui penularan dari manusia ke manusia. Infeksi pada kasus indeks terjadi akibat kontak langsung dengan darah, cairan tubuh, atau lesi kulit pada hewan yang terinfeksi. Mengonsumsi daging hewan yang terinfeksi yang tidak dimasak dengan benar juga berisiko tertular penyakit ini.

Penularan dari manusia ke manusia dapat terjadi akibat kontak dekat dengan sekresi saluran pernapasan yang terinfeksi, cairan kulit dari orang yang terinfeksi atau benda yang terkontaminasi oleh cairan penderita.

Gejala

Menurut WHO, gejala cacar monyet baru timbul 14 hingga 21 hari sejak pertama kali terinfeksi virus. Sebelum gejala muncul, cacar monyet biasanya diawali dengan periode inkubasi selama enam sampai 16 hari.

Penderita akan mengalami demam, sakit kepala hebat, pembengkakan kelenjar getah bening, sakit punggung, nyeri otot, dan kekurangan energi selama lima hari. Ruam mulai muncul dari wajah hingga menyebar ke seluruh tubuh penderita setelah terjadi demam selama satu hingga tiga hari.

Periode tersebut dinamakan periode erupsi kulit. Dalam kurun waktu 10 hari, luka berevolsi menjadi lepuhan berisi cairan, bintil, dan akhirnya kerak. Untuk mengilangkan kerak bekas cacar ini setidaknya membutuhkan waktu tiga minggu.

Pengobatan

Belum ada perawatan khusus yang tersedia untuk infeksi monkeypox, tetapi monkeypox dapat dikendalikan. Vaksin cacar, cidofovir, ST-246, dan vaccinia imun globulin (VIG) dapat digunakan untuk mengendalikan virus ini. Vaksinasi cacar ini harus diberikan dalam waktu dua minggu setelah terpapar monkeypox.

Cidofovir (Vistide) merupakan obat antivirus yang disarankan untuk pasien dengan gejala berat. Vaksin imun globulin juga dapat digunakan, tetapi kemanjuran penggunaan belum didokumentasikan. Untuk gejala yang parah dianjurkan untuk berkonsultasi dengan ahli penyakit menular.

Cacar monyet bisa sembuh sendiri. Namun perlu waktu lama hingga pasien bisa sembuh dari penyakit ini. Pasien juga harus mendapat kecukupan cairan dan nutrisi dan perawatan yang baik hingga sembuh.

Upaya pencegahan sebetulnya lebih efektif menghadapi berbagai penyakit dibanding pengobatan. Salah satunya dengan cuci tangan pakai sabun tiap kali memulai atau mengakhiri aktivitas. Anung juga menyarankan pembatasan kontak terhadap hewan primata atau material yang terinfeksi virus.

Pola hidup bersih harus selalu diterapkan untuk menghindari penyakit. Selain itu bila mengalami demam mendadak, pembesaran kelenjar getah bening, serta ruam kulit kurang dari 3 minggu setelah kembali dari bepergian sebaiknya segera ke fasilitas kesehatan dan ceritakan riwayat perjalanan.

Berbagai sumber

Bagikan

RELATED NEWS