Menurut Penelitian, Minum 3,5 Cangkir Kopi Sehari Bisa Menurunkan Risiko Kematian

Amirudin Zuhri - Sabtu, 11 Juni 2022 14:03 WIB
Minum 3,5 Cangkir Kopi Hindari Risiko Kematian

PACITAN - Penelitian baru-baru ini, yang diterbitkan dalam jurnal Annals of Internal Medicine, mengungkapkan bahwa minum kopi manis atau tanpa pemanis dikaitkan dengan risiko kematian yang lebih rendah dibandingkan dengan yang tidak meminumnya.

“Studi observasional, meskipun tidak konklusif, menemukan bahwa konsumsi kopi sekitar 1,5 hingga 3,5 cangkir sehari—bahkan dengan tambahan gula, tidak berbahaya bagi kebanyakan orang dan tampaknya berdampak dengan pengurangan risiko kematian,” kata penulis utama penelitian, Christina C. Wee dari Harvard Medical School, dikutip Jumat (10/6/2022).

Wee bersama peneliti lainnya mensurvei 171.616 peserta di Inggris hingga lima kali selama setahun tentang gaya hidup mereka, termasuk kebiasaan minum kopi.

Adapun, peserta dipilih berusia antara 37 hingga 73 tahun dan tidak memiliki penyakit kardiovaskular atau kanker pada saat survey dilangsungkan.
Para peneliti kemudian mencari sertifikat kematian untuk melihat siapa yang meninggal rata-rata tujuh tahun kemudian.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang yang minum kopi dalam jumlah sedang, yaitu 1,5 hingga 3,5 cangkir sehari dan yang menambah pemanis di kopinya memiliki risiko kematian sekitar 30 persen lebih rendah dibandingkan dengan yang bukan peminum kopi.

Sementara peminum kopi tanpa pemanis memiliki risiko kematian antara 16 persen dan 29 persen lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang tidak minum kopi.

“Temuan ini menunjukkan bahwa orang yang minum kopi dapat terus melakukannya tanpa perlu khawatir, yang merupakan kabar baik bagi sebagian besar populasi,” ujar Wee.

Lalu, jenis kopi apa yang paling baik bagi tubuh kita?

Profesor nutrisi dan ilmu makanan University of Reading, Gunter Kuhnle, menyebut kopi memiliki manfaat yang berbeda, tergantung cara pengolahannya.

Menurutnya, beberapa jenis kopi mengandung senyawa fenolik yang diyakini bermanfaat. Senyawa kimia tersebut mempengaruhi rasa dan aroma kopi dan dapat bertindak sebagai antioksidan serta memiliki sifat anti-inflamasi dan anti-penuaan.

Dua jenis kopi yang paling umum adalah arabika dan robusta, dan kata Kuhnle, kopi robusta memiliki kandungan fenolik yang lebih tinggi daripada kopi arabika.

“Juga tergantung bagaimana Anda menyeduhnya, kopi dapat mengandung diterpen tingkat tinggi, yang merupakan senyawa kimia yang dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular,” ujarnya.

Menurut penelitiannya yang terbit tahun 2016, kopi seduh dan kopi French-press mengandung jumlah diterpen tertinggi.

Sementara kopi moka dan espresso mengandung diterpen dalam jumlah sedang, sedangkan kopi instan atau kopi yang dibuat dengan penyaringan memiliki kandungan diterpen yang paling sedikit. (*)

Tulisan ini telah tayang di jogjaaja.com oleh Ties pada 11 Jun 2022

Bagikan

RELATED NEWS