Pemulihan Industri Properti Tahun 2021 Sangat Bergantung Pada Keberhasilan Vaksinasi COVID-19.

SP - Jumat, 15 Januari 2021 04:03 WIB
Ilustrasi: Pemulihan Industri Properti Tahun 2021 undefined

Pemerintah akhirnya memulai program vaksinasi COVID-19 perdana di Istana Merdeka, Jakarta, 13 Desember 2021. Presiden Joko Widodo menjadi orang pertama yang mendapat vaksin COVID-19 buatan Sinovac. Keberhasilan vaksinasi COVID-19 ke seluruh masyarakat dinilai akan menjadi salah satu kunci pemulihan industri properti tahun 2021.

Senior Associate Director Research Colliers International Indonesia Ferry Salanto Seperti dilansir dari TrenAsia.com Kamis, (14/1/2021) mengatakan keberhasilan vaksinasi untuk membangun kekebalan tubuh manusia terhadap virus COVID-19 akan mendorong terjadinya transaksi properti.

“Pemulihan properti tergantung pulihnya ekonomi nasional. Kemudian, efektivitas vaksinasi COVID-19 juga akan membantu pemulihan properti. Kalau vaksinasi berhasil, orang akan bergerak lebih nyaman, aktivitas lebih tinggi sehingga transaksi mudah terjadi,” ujar Ferry dalam Colliers Media Briefing, belum lama ini.

Subsektor properti yang akan bangkit yakni rumah tapak dan kawasan industri. Berkaca pada 2020, rumah tapak masih menjadi kebutuhan primer bagi konsumen. Kebanyakan pembeli juga merupakan pengguna akhir (end user) yang akan menghuni rumah yang dibelinya, Jelas Ferry.

Pemicu pemulihan sektor rumah tapak juga didorong kemudahan fasilitas Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Seperti diketahui, Bank Indonesia (BI) telah menurunkan suku bunga acuan hingga 3,5%.

“Properti ini salah satu produk yang tetap membutuhkan tatap muka. Jadi walaupun pengembang memakai strategi online marketing, tetap konsumen butuh survei lokasi. Maka kalau sudah pulih dari pandemi, diharapkan pembatasan aktivitas bisa longgar,” kata dia.

Sementara itu, Ferry memprediksi bisnis perhotelan dan apartemen sewa yang sempat terpuruk pada 2020 akan bangkit di semester II-2021.

Ferry menyebut penanganan kasus COVID-19 akan menjadi pertimbangan turis khususnya dari mancanegara untuk berkunjung ke Indonesia.

Pelaksanaan vaksinasi sudah dimulai kemarin tanggal 13 Januari 2020. Penyelenggaraan vaksinasi perdana ini menyusul terbitnya izin darurat penggunaan vaksin produksi Sinovac asal China dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Selain itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga telah mengeluarkan fatwa halal bagi vaksin yang digunakan dalam program vaksinasi ini.

Bersama Presiden pada sesi pertama vaksinasi, turut serta sejumlah perwakilan dari berbagai latar belakang dalam vaksinasi COVID-19 perdana tersebut.

Sebelumnya, Presiden Jokowi mengatakan, target pemerintah pada Januari 2021 adalah mendistribusi 5.800.000 dosis vaksin ke daerah. Pada Februari sebanyak 10.450.000 dosis, dan Maret sebanyak 13.300.000 dosis.

“Bulan-bulan berikutnya nanti saya sampaikan pada waktu yang akan datang,” katanya.

Presiden mengatakan, hingga saat ini, pemerintah telah memesan 329.500.000 dosis vaksin untuk memenuhi kebutuhan vaksin di Tanah Air. Vaksin-vaksin itu dipesan dari sejumlah perusahaan yang terdiri atas Sinovac sebanyak 125.500.000 dosis, Novavac (50 juta dosis), Covac-Gavi (54 juta dosis), AstraZeneca (50 juta dosis), dan Pfizer (50 juta dosis).

“Artinya, jumlah total yang telah firmed order itu sebanyak 329.500.000 dosis vaksin. Pengaturannya nanti akan dilakukan oleh menteri kesehatan,” kata Jokowi.

Bagikan

RELATED NEWS