PMK Merebak, Peternak Pacitan Waspada Tetapi Tidak Panik

Dias Lusiamala - Sabtu, 14 Mei 2022 15:09 WIB
Muhadi penanggung jawab Presisi Interfarm (Halopacitan/Dias Lusiamala)

PACITAN-Isu penyakit mulut dan kuku yang menyerang hewan ternak termasuk di Jawa Timur, salah satu pengelola ternak hewan di Pacitan Presisi Interfam menanggapinya dengan bijak.

"Berkaitan dengan PMK sudah kita meeting kan dengan tim, karena sebagai bagian dari antisipasi ke depan. Kita juga berharap agar Presisi Interfam tidak terdampak PMK, " kata Muhadi penanggung jawab Presisi Interfarm saat ditemui Jumat sore (13/5/2022).

Pengelola ternak ini baru bekerja sekitar 1 tahun sehingga populasinya belum belum begitu banyak. Baru sekitar 250-an hewan keluar masuk. Semuanya adalah domba dan kambing.

Berkaitan dengan isu PMK Muhadi mengatakan terus melakukan komunikasi dengan dinas terkait dan dengan dokter hewan yang menjadi konsultan.

Muhadi menambahkan bahwa di Presisi Interfarm ada kasus satu ekor domba mati dan yang satunya masih dalam proses perawatan dokter yang telat dikonsultasikan. Muhadi mengatakan telat dikonsultasikan karena dokter tersebut tidak melihat secara langsung, jadi hanya berdasarkan input identifikasi yang diberikan.

"Menurut dokter ini pneumonia, juga radang paru tapi gejalanya hampir sama dengan PMK dari mulut itu berupa ingus ekstrem volumenya besar kemudian panas, muncul tanda-tanda kambing gemetar, kambing mengalami anoreksia yaitu nafsu makan turun drastis, kemudian gejala berikutnya mata merah,” tambahya.

Sementara menurut beberapa literatur yang dia baca untuk kambing tidak mengalami lesu di bagian kaki dan melepuh di bagian kaki. “Tapi ciri-ciri yang lain mengacu ke situ jadi ada satu kambing mati dan satu kambing kita karantina. Saya berharap itu bukan PMK tapi pneumonia," tambah Muhadi.

Sejauh ini di Presisi Interfarm ada tidaknya penyakit yang datang sudah menerapkan SOP harian yang diterapkan agar tercipta Bio Security di kandang hewan ternak. Muhadi pun terus menjaga agar kandang hewan ternaknya kering tidak lembap, dan memastikan sirkulasi udara lancar ada sinar matahari, dan pembuangan kotoran yang baik.

“Kita punya standar baku perawatan. Sebagai peternak respons saya tidak boleh panik terhadap penyakit ini dan itu. Menurut literatur yang saya baca PMK ini kan dari virus bukan dari bakteri, penanggulangan virus yang paling baik di sini kita beri vitamin, kualitas makan ternak kita tingkatkan volume dan mutunya, kemudian kita berikan kesejahteraan hewan dengan cara kita lepas di area terbuka sehingga hewan ternak punya self defense yang baik,” terang Muhadi.

Dari dinas terkait sudah ada himbauan secara online yaitu bisa mengajukan aduan di nomer-nomer telfon yang ada di postingan facebook. Namun untuk himbauan secara langsung datang ke lokasi sejauh ini menurut Muhadi belum ada. Sejauh ini Presisi Interfarm melakukan upaya pencegahan dengan melakukan konsultasi dengan dokter dari Presisi Interfam.

Bagikan

RELATED NEWS