Proteksi Masyarakat, Pemerintah Larang Warga Inggris Masuk Indonesia Pasca DietmukanVarian Baru COVID-19

SP - Jumat, 25 Desember 2020 11:58 WIB
Ilustrasi: Virus Corona Bermutasi, Penularan Lebih Massif undefined

Pasca ditemukannya varian baru coronavirus (COVID-19) di Inggris, pemerintah Indonesia melarang warga negara dari Inggris memasuki wilayah zamrud khatulistiwa. Larangan itu tertuang dalam addendum Surat Edaran Nomor 3 Tahun 2020. Addendum untuk mencegah penyebaran varian baru COVID-19 dari Inggris ini berlaku 22 Desember 2020 hingga 8 Januari 2021

Hal tersebut dilakukan sebagai upaya memproteksi masyarakat Indonesia dari penularan virus luar negeri.Juru bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengatakan terjadi peningkatan persebaran COVID-19 di Eropa dan Australia. Sehingga perlu ketentuan tambahan untuk menanggulangi hal tersebut.

“Dengan situasi tersebut, WNA dari Inggris, baik secara langsung maupun transit di negara asing, tidak dapat memasuki wilayah Indonesia,” kata Wiku dalam keterangan pers, Rabu, 24 Desember 2020, seperti dilansir dari TrenAsia.com.

Selain larangan masuk untuk WN Inggris, addendum ini memperketat masuknya warga negara asing (WNA) dan warga negara Indonesia (WNI) dari wilayah Eropa dan Australia serta WNI yang datang dari Inggris.

Untuk WNA dan WNI yang hendak memasuki Indonesia dari wilayah Eropa dan Australia serta WNI yang dari Inggris, baik secara langsung maupun transit terlebih dahulu melalui negara asing, wajib menunjukkan hasil negatif tes RT-PCR di negara asal yang berlaku maksimal 2×24 jam sebelum jam keberangkatan.

Wiku mengatakan, bila hasil pemeriksaan ulang RT-PCR pada saat ketibaan menunjukkan hasil negatif, WNI harus melakukan karantina selama lima hari terhitung sejak tanggal kedatangan. Pelaksanaan karantina di tempat karantina khusus yang telah ada.

“WNA melakukan karantina mandiri di hotel yang telah ditentukan oleh pemerintah dengan biaya mandiri. Khusus untuk kepala perwakilan asing dan keluarga yang bertugas di Indonesia, karantina bisa di kediaman masing-masing,” tuturnya.

Lebih Menular

Sebelumnya, Inggris melaporkan adanya penemuan varian baru dari COVID-19. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson beserta penasihat ilmiah mengatakan varian virus corona ini 70% lebih menular.

Bahkan, penyebarannya semakin mengganas meskipun tidak lebih mematikan atau menyebabkan penyakit yang serius.

Varian baru ini 70 persen lebih menular, mengganas di Inggris, meski tidak dianggap lebih mematikan atau pun menyebabkan penyakit yang lebih serius.

Sejak itu otoritas menerapkan langkah pembatasan sosial terpadu yang ketat di London, Inggris tenggara dan Wales. Banyak negara yang menutup perbatasan mereka untuk Inggris lantaran merasa khawatir dengan galur virus corona yang bermutasi.

Bagikan

RELATED NEWS