Salare, Sabun Herbal Pacitan Ini Menembus Eropa

Dias Lusiamala - Selasa, 15 Maret 2022 11:11 WIB
Sabun Salare buatan Budiono (Halopacitan/Dias Lusiamala)

PACITAN-Budiono warga Dusun Selare RT 01 RW 05 Bangunsari Pacitan berhasil menyulap beberapa rempah-rempah Pacitan menjadi sabun herbal yang laris manis terjual ke eropa.

Awalnya Budiono adalah seorang perantau, yang bekerja ke Pulau Bali sejak tahun 2015. Saat itu Budiono berpikir apa yang bisa dikerjakan sekaligus bekerja di tempat rantauan.

Karena bahan baku rempah-rempah yang begitu melimpah di Kabupaten Pacitan, Budiono membuat beberapa produk sabun herbal lalu dibawanya ke Pulau Bali. Dari hasil itu, ternyata antusiasme dari pembeli sabun herbalnya di Bali begitu tinggi.

Melihat potensi tersebut serta bahan baku lokal yang begitu melimpah di Pacitan, akhirnya Budiono tertarik untuk memutuskan pulang kampung diawal 2020 dan membuat produksinya di Pacitan.

"Saya pulang kampung dan menjadikan rumah sebagai tempat untuk produksi." ,Kata Budiono (14/03/2022)

Sabun Selare ini sudah berbadan hukum yaitu berupa CV dengan nama usaha CV Basil Bali yang memiliki makna, "Basil" mengadopsi dari nama ilmiah yang artinya kemangi, sedangkan "Bali" mengadopsi nama jawa yang artinya pulang. Jadi jika digabungkan artinya "mulih ae mengolah kemangi" (pulang saja mengolah kemangi)

Sabun Selare merupakan sabun solusi terapi untuk bau badan. Karena kandungan yang ada dalam Sabun Selare diformulasikan dari minyak essenstial oil, clove Bud dan basil (pengganbungan bunga cengkeh dan kemangi).

Dari formula ini menghasilkan kandungan senyawa yang disebut Euganol, yang kaya manfaat dan bersifat efektif circulation, mencegah peradangan dan pencegahan penuaan dini.

Cara pembuatan

Budiono pun menjelaskan secara singkat alur pembuatan Sabun Selare. Yang pertama adalah menyiapkan bahan baku carapembuatan, minyak atsiri. Kemudian gagang bunga katik cengkih yang sudah dikeringkan dari petani disuling dengan sistem ditilasi kukus.

Setelah keluar minyak dan air, kemudian dipisahkan untuk diambil minyaknya sebagai zat aktif dan pewangi alami, kemudian ditambahkan minyak kelapa sebagai sumber pembusanya.

“Lalu dengan tambahan air murni dan garam alkali untuk memproses bentuk base soap, kemudian diberi glukosa penunjang sabun untuk agar sabun menjadi transparan,” katanya kepada Halopacitan Senin (14/03/2022).

Pada tahun 2020 Sabun Selare ni dicatatkan pada akta notaris, kemudian terdaftar di AHU diawal tahun 2020.

Setelah Budiono memutuskan untuk pulang ke Pacitan, beberapa bulan setalah itu pandemi datang. Hal sulit pun dirasakan Budiono.

Omzet Budiono sebelum pandemi bisa tembus Rp40 juta perbulan dengan memproduksi lebih dari 5.000 sabun. Namun saat pandemi datang Boediono hanya mampu mendapatkan omset 17 juta dengan total 3,400 sabun yang terjual. Dibantu dengan 3 orang karyawannya Boediono masih terus aktif memproduksi Sabun Selare hingga kini.

Budiono menjual sabunnya diterfokus di Pulau Bali dan dan di Reunion, Prancis. "Ada juga sih yang beli dari kota lain, tapi penjualan saat ini di Bali dan di Eropa",katanya

Budiono bisa menjual produknya ke Eropa karena pada waktu merantau bekerja di Bali, Budiono memiliki seorang teman yang berasal dari Cina. Dan temannya tersebut menyukai produk buatan Boediono. Kemudian dari temannya tersebut, terbukalah jalur distribusi untuk bisa mengekspor produk CV Basil Bali ke berbagai negeri.

Harapan Boediono kedepannya adalah agar masyarakat terus mencintai produk-produk lokal, juga saling mendukung dan melindungi produk lokal agar kedepannya terjadi kerjasama antara pihak-pihak terkait. Kedepannya Sabun Selare bisa memenuhi kebutuhan pasar lokal dan semakin luas lagi ke pasar ekspor di negara-negara lain.

RELATED NEWS