Sejumlah SD Pinggiran Tidak Mendapatkan Murid

Dias Lusiamala - Selasa, 19 Juli 2022 10:36 WIB
Sejumlah SD di Pacitan kekurangan murid hingga banyak kelas kosong (Halopacitan/Dias Lusiamala)

PACITAN– Setelah menikmati libur panjang, para siswa kembali ke sekolah pada tahun ajaran baru, termasuk para siswa baru. Di sejumlah sekolah dasar di pelosok pedesaan Kabupaten Pacitan, terlihat sepi dan terdapat banyak yang ruang kelas yang kosong.

Seperti pada Sekolah Dasar (SD) Gembong II, Kecamatan Arjosari, Pacitan. Dari 40 kuota bangku yang disediakan untuk siswa baru kelas 1. Tidak ada satupun bangku yang ditempati oleh siswa. Sementara di kelas 2 sejak setahun lalu juga tidak dihuni satupun siswa.

“Sekolah tidak mendapat siswa baru atau nol pendaftar. Padahal sosialisasi ke warga sudah kami lakukan dan beberapa upaya lainnya. Saat ini ada dua kelas kosong, kelas 1 dan kelas 2," Kata Edi Purnomo, guru kelas SDN Gembong II, pada Senin (18/7/2022).

Selain itu suasana lengang juga terlihat di Sekolah Dasar (SD) Gunungsari III. Sekolah yang berada di Dusun Tleken, Desa Gunungsari itu, hanya ada 1 siswa baru yang mendaftar. Bahkan 2 ruang yakni kelas 2 dan 4 terlihat tidak ada siswanya. Terhitung sejak kurun waktu 3 tahun terakhir, jumlah siswa terus mengalami penurunan. Secara keseluruhan sekolah ini hanya memiliki 9 siswa.

"Sekolah kami memiliki 3 ruang kelas. Siswa baru pada tahun ajaran 2022 hanya 1 anak saja. Kelas 2 dan 4 tidak ada siswa. Kelas 3 ada 2 siswa, kelas 5 ada 2 siswa, dan kelas 6 ada 6 siswa. Sedangkan guru pengajar ada 8 orang," kata Ahmad, Kepala Sekolah SDN Gunungsari III.

Ahmad menjelaskan sistem belajar mengajar di SDN Gunungsari III, untuk kelas 1 digabung dengan kelas 3 dan 4. Kelas 5 dan 6, karena selain tidak ada siswanya, kondisi gedung kelas 1 dan 2 sedikit rusak dan kurang layak untuk kegiatan belajar.

Pada tahun ajaran 2022 warga di sekitar sini tidak ada yang mempunyai anak usia sekolah dasar. Rata-rata setelah menikah warga sekitar sini biasanya keluar merantau. Satu orang siswa baru itupun adalah warga terdekat sekolah setempat yang tidak merantau.

"Alasannya selain dekat, satu siswa baru ini adalah warga terdekat sekolah yang tidak merantau. Warga sekitar sekolah tidak ada yang memiliki anak usia sekolah pada tahun ini. Tahun depan juga kemungkinan besar malah tidak ada. Disini tidak ada Paud atau TK, jadi untuk sosilaisasi tentang pendidikan sekolah dasar hanya face to face dengan warga sekitar saja," terang Ahmad.

Meski minim siswa, pihak sekolah tetap mengupayakan agar semua pelajaran mulai dari membaca dan menulis tersampaikan dengan baik. Tetap menjaga kualitas pendidikan agar anak didiknya menjadi siswa yang berprestasi.

Sejumlah sekolah dasar yang berada di pinggiran, memang jadi perhatian khusus. Meski upaya sosialiasi ke TK terdekat terus dilakukan. Ada beberapa kendala yang harus segera, diatasi dengan baik untuk kebutuhan pendidikan bagi masyarakat agar bisa berjalan dengan baik.


RELATED NEWS