Sisihkan Waktu 1-2 Jam untuk Bermain Bersama Anak, Ini Penting Bagi Tumbuh Kembang Anak

SP - Senin, 28 Desember 2020 14:56 WIB
Ilustrasi: Pentingnya Menyisihkan Waktu untuk Bermain Bersama Anak undefined

Masa kecil identik dengan masa bermain. Bermain bagi anak adalah sebuah proses berharga karena degan bermain anak mengekspresikan minat dan kemampuannya, baik kemampuan afektif, kognitif, maupun motorik. Dengan bermain, anak dapat mengasah imajinasinya sehingga nantinya akan menjadi pribadi yang kreatif.

Pada usia tiga tahun, anak mengalami perkembangan otak, di mana pada anak usia dini memori anak menyimpan banyak rekaman setiap pengalaman pribadinya. Pada usia ini anak sudah dapat diberi pemahaman dan pengetahuan. Metode penyampaian materi pemahaman dan pengetahuan itu harus menyenangkan, sehingga anak akan menikmati proses belajar, menyukai proses belajar dan akhirnya akan terus belajar sepanjang hayatnya.

Dilansir dari laman Kemendikbud, Minggu (27/12/2020), orang tua harus melakukan pendampingan pada anak-anaknya di sela-sela kesibukanya. Orang tua, utamanya ibu, harus mendampingi atau menemani anak bermain minimal 1-2 jam dalam sehari. Dalam arti benar-benar bermain dengan anak, bukan hanya menemani anak bermain, sementara orang tuanya sibuk dengan pekerjaan yang lain, atau sibuk dengan HP, atau menonton televisi. Orang tua harus benar-benar masuk dalam dunia anak, sambil memahami pikiran anak.

Berikut 8 contoh bermain bermakna bersama anak terlebih di tengah pandemi COVID-19 seperti saat ini.

Pertama, ajak anak untuk bermain peran, misalnya bermain mobil-mobilan. Anak berperan sebagai sopir dan orang tua sebagai polisi. Atau, bermain dokter-dokteran, anak berperan sebagai dokter dan orang tua sebagai pasien. Manfaat bermain peran adalah dapat menstimulasi daya imajinasi anak. Daya imajinasi penting bagi anak untuk menjadi kreatif, baik dalam berpikir maupun bertindak. Selain itu, juga dapat meningkatkan kemampuan afektifnya, misalnya meningkatkan minat belajar, meningkatkan motivasi belajar, meningkatkan kemampuan berkomunikasi, berinteraksi dan bersosialisasi. Momen bermain bersama orang tua (ayah ibu) sangat memberikan makna bagi tumbuh kembang anak.

Kedua, bermain dengan benda yang disusun Misalnya bermain puzzle, lego, balok kayu, menyusun gelas plastik, dan lain-lain. Dalam hal ini, orang tua memberi contoh dan kemudian membiarkan anak mengeksplor sendiri apa yang dilihat dan dipahaminya. Jika susunan belum benar atau anak menyusun dengan sesuka hatinya, orang tua sebaiknya terus memotivasi dan tidak mengatakan bahwa pekerjaannya salah. Dengan demikian secara afektif, anak akan dilatih untuk berani mencoba dan percaya diri. Secara kognitif, anak dilatih untuk menganalisis sesuatu dan mencobanya.

Ketiga, bermain dengan gambar misalnya, bermain dengan kartu bergambar, mewarnai gambar, menggambar/melukis, bermain dengan buku aktifitas, dan lain-lain. Bermain dengan gambar secara afektif akan melatih minat dan motivasi anak untuk belajar. Pemahaman dan pengetahuan dapat dikenalkan dengan bermain menggunakan gambar, misalnya mengenal warna, mengenal nama benda, mengenal nama-nama dalam keluarga, dan sebagainya, sesuai tema gambar.

Keempat,bermain dengan kertas, misalnya melipat, menjiplak, menggunting, menempel, atau melinting kertas, dan lain-lain. Pada kegiatan ini, anak akan terlatih motorik halusnya juga kreatifitasnya. Secara kognitif anak akan distimulasi untuk menganalisis dan mencoba. Ketika bermain dengan kertas, orang tua harus mengamati, terutama untuk penggunaan benda tajam atau benda yang bisa membahayakan anak, misalnya penggunaan gunting dan lem. Sekali lagi pengenalan huruf dan angka pun dapat dilakukan dengan permainan ini.

Kelima, pakai benda yang bisa digerakkan, misalnya bermain dengan mobil-mobilan, gasing, bola, dan lain-lain. Manfaat bermain dengan benda yang digerakkan adalah dapat melatih motorik anak. Misalnya saat bermain mobil-mobilan, orang tua mengenalkan kata maju mundur, depan belakang, kanan kiri.

Keenam, permainan sederhana, misalnya bermain lempar bola, sepak bola, bowling, kelereng, bulu tangkis, dan lain-lain. Permainan sederhana dapat melatih motorik kasar maupun motorik halus anak. Dalam permainan ini orang tua dapat melatih keterampilan dan ketangkasan anak. Orang tua dapat mengenalkan aturan kalah dan menang dalam permainan, untuk melatih sportifitas anak. Ada kalanya anak diposisikan sebagi pihak yang menang dan juga diposisikan sebagai pihak yang kalah. Dengan demikian anak akan termotivasi untuk berusaha.

Ketujuh, permainan utamakan motorik kasar Misalnya bermain lompat tali, engklek/sunda manda, menirukan gerak binatang, tebak gerak, dan lain-lain. Selain melatih motorik kasar, permainan ini dapat melatih imajinasi dan kreatifitas anak. Orang tua dapat menemani anak bermain motorik kasar sambil mengenalkan pengetahuan tertentu sesuai tema permainan.

Delapan, improvisasi pakai alat baru, misalnya bermain mobil-mobilan dari kulit jeruk bali, bermain boneka dari kertas, bermain bola dari gulungan kertas, bermain drum dari kaleng, bermain uang-uangan dari daun, menyusun jepitan jemuran menjadi pesawat, dan lain-lain. Kegiatan ini dapat menstimulasi imajinasi dan kreatifitas anak. Dapat pula melatih anak untuk mencoba sesuatu dan berpikir untuk memecahkan masalah.

Bagikan

RELATED NEWS