Tes GeNose C19 di Stasiun Gambir Dibanderol 20 Ribu

SP - Selasa, 16 Februari 2021 06:24 WIB
Ilustrasi: Calon penumpang kereta tertib melakukan pengecekan babas virus corona dengan GeNose undefined

GeNose atau GeNose C19 alat deteksi COVID-19 buatan UGM kini telah menggantikan tes antigen sebagai syarat perjalanan. Stasiun Gambir seperti dilansir dari Trenasia.com Senin (15/2/2021) melayani pemeriksaan atau tes dengan menggunakan peralatan GeNose atau GeNose C19.

Layanan itu tersedia di stasiun kereta api Gambir, Jakarta Pusat mulai Senin, 15 Februari 2021. Tarif tes GeNose C19 hanya dibanderol Rp20.000, atau jauh lebih murah dibandingkan tes rapid antigen yang selama ini dipatok dengang harga Rp105.000.

Tidak hanya di stasiun gambir, total terdapat enam stasiun yang per tanggal 15 Februari 2021 menyediakan layanan pemeriksaan GeNose C19. Selain Stasiun Gambir, lima stasiun lain adalah Stasiun Solo Balapan, Stasiun Bandung, Stasiun Cirebon, Stasiun Semarang Tawang, dan Stasiun Surabaya Pasar Turi.

Penambahan pemeriksaan GeNose C19 di stasiun merupakan bentuk peningkatan pelayanan PT KAI bagi pelanggan dalam memenuhi persyaratan perjalanan kereta api. Layanan tes GeNose C19 merupakan hasil sinergi BUMN antara PT KAI dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI), dan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.

Seperti diketahui, GeNose C19 merupakan alat deteksi COVID-19 dengan waktu pengecekan yang singkat, akurasi tinggi dan biaya yang jauh lebih efisien. Alat ini mampu mengidentifikasi COVID-19 dengan cara mendeteksi Volatile Organic Compound (VOC) yang terbentuk lantaran adanya infeksi COVID-19 yang keluar bersama napas.

Penggunaan GeNose C19 cukup mudah, terlebih dahulu seseorang diminta mengembuskan napas ke tabung khusus. Sensor-sensor dalam tabung itu lalu bekerja mendeteksi VOC. Kemudian, data yang diperoleh akan diolah dengan bantuan kecerdasan buatan hingga memunculkan hasil.

Dalam waktu kurang dari 2 menit, GeNose C19 bisa mendeteksi apakah seseorang positif atau negatif COVID-19.Berdasarkan hasil uji yang dilakukan UGM, akurasi alat ini mencapai 97%.

Bagikan

RELATED NEWS