Tradisi Brokohan, Bersyukur dan Berbagi untuk Menyambut Sang Bayi

AZ - Rabu, 30 Oktober 2019 19:20 WIB
Tradisi brokohan undefined

Kelahiran buah hati adalah hal yang paling dinanti orang tua dan disyukuri. Sebagai bentuk kegembiraan berbagai cara dilakukan untuk menunjukkan bahagia dan syukur tersebut.

Salah satu tradisi tua yang masih terjaga untuk menyambut kelahiran bayi adalah brokohan. Di dusun Banaran Desa Tokawi Kecamatan Nawangan misalnya, tradisi ini masih terjaga dengan baik.

Brokohan berasal dari kata barokahan dan merupakan upacara adat dengan membuat bancakan atau rangkaian makanan yang dilaksaankan beberapa jam setelah kelahiran bayi.

Makanan yang disiapkan untuk brokohan tersebut ada bermacam-macam antara lain, ayam jantan dan betina dengan direbus (ingkung) dan dipanggang, Nasi gurih, ambeng dan macam-macam hasil bumi, jenang warna warni, air santan, dll.

“Brokohan ini merupakan rasa sukur saya karena anak dan Ibunya hari ini lahir dengan selamat, disamping itu juga menjaga tradisi yang dilaksanakan para sesepuh dilingkungan” ungkap Sutar, salah satu warga yang baru saja menggelar brokohan untuk anak pertamanya yang lahir.

Setelah sajian lengkap, orang yang punya hajat mengundang tetangga dekat untuk menikmati bersama makanan. Saat pulang, tetangga juga masih membawa makanan untuk keluarga di rumah.

Banyak nilai yang ada dalam brokohan dari rasa syukur dan gembira juga ada nilai silaturahmi, saling berbagi dan doa kepada Sang Pencipta agar anak yang lahir menjadi manusia yang baik, sehat dan bermanfaat bagi semua orang. Sebuah tradisi agung yang semoga tidak hilang ditelan zaman.

Bagikan

RELATED NEWS