PACITAN- Kabupaten Pacitan memiliki kekayaan kearifan lokal termasuk tradisi yang bertahan secara turun temurun.

Salah satunya adalah tradisi "Entas Entas" yang ada di Desa Sukoharjo Pacitan. Upacara adat tersebut menjadi kebiasaan warga setempat yang dilaksanakan setelah panen raya.

Entas Entas merupakan tradisi memungut atau mengumpulkan sebagian hasil panen seikhlasnya dari petani. Bulir padi yang terkumpul selanjutnya akan dibagikan kepada warga lain yang tidak ikut panen atau mengalami gagal panen.

"Ini tradisi yang sudah turun temurun sekaligus sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan atas hasil panen yang baik," ungkap Aminudin tokoh masyarakat setempat.

• TikTok Rombak Algoritma Halaman FYP
• Pacitan akan Berlakukan Tiket Terusan untuk 3 Destinasi wisata
• Kemenag Siapkan Beasiswa S1 untuk 2.000 Guru Madrasah, Pesantren, dan PAI

Upacara adat entas entas dimulai malam hari dengan membentuk kelompok pemuda yang bertugas sebagai pemungut hasil panen kepada warga. Tidak hanya dihadiri masyarakat Desa Sukoharjo namun upacara adat entas entas tersebut juga turut dihadiri Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji. Bahkan Mas Aji berkesempatan memberangkatkan kelompok pemuda yang akan bertugas berkeliling.

"Ini tradisi baik, tradisi berbagi dan mudah mudahan tradisi ini bisa langgeng kedepannya membawa dampak baik kepada masyarakat," kata Bupati.

Aji sangat mengapresiasi tradisi ini masih lestari dilakukan warga. Karena entas entas adalah tradisi baik Dia berharap tidak hanya rasa sosial dan kemanusiaan yang bertambah tapi juga hasil panen akan terus melimpah. Acara semakin meriah dengan hiburan gamelan kaca serta kothekan lesung dari Sanggar Song Meri Desa Sukoharjo.