PACITAN-Sebanyak 27 desa pesisir pantai di Kabupaten Pacitan, berstatus rawan terdampak bencana tsunami.
Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) telah melakukan penelitian terkait siklus gempa purba yang pernah terjadi ratusan tahun silam terutama di pesisir pantai selatan Pulau Jawa.
Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Pacitan Diannita Agustinawati menyebutkan ada sebanyak 6 Kecamatan yang memiliki tingkat potensi bencana gelombang tinggi dan terletak di garis pantai sepanjang 70 kilometer.
“Sebanyak enam kecamatan itu terdapat 27 desa dan Kelurahan,” kata Diannita, Selasa (31/5/2022).
Desa tersebut antara lain Sendang, Kalak, Widoro, Dadapan, Candi, Poko, Jlubang, Dersono, Watu Karung, Sirnoboyo, Kembang dan , Sidoharjo. Selain itu juga Desa Ploso, Worawari, Sidomulyo, Klesem, Katipugal, Plumbungan, Kalipelus, Karangnongko. Kecamatan Tulakan, Jetak, Sidomulyo, Hadiwarno, Semberejo, Pagerlor, Pagerkidul dan Sukorejo.
Diannita mengatakan bahwa, dari total desa tersebut ada 100ribu ada banyak penduduk terpaksa harus melakukan evakuasi mandiri jika terjadi bencana tsunami dan gelombang pasang.
"Warga pesisir yang harus melakukan evakuasi mandiri mencapai 20 persen dari populasi jumlah penduduk di Pacitan sekitar 100.000 jiwa," terangnya.
Sebagai tindak lanjut, Pemerintah Kabupaten Pacitan melalui BPBD saat ini sedang melaksanakan berbagai kegiatan mitigasi bencana dan mendorong semua pihak sadar akan resiko sebagai dasar penyusunan rencana kontinjensi gempa bumi dan tsunami.
"Kesadaran akan potensi bencana itu perlu. Semua pihak harus andil agar masalah kebencanaan tidak dibebankan kepada satu pihak. Sehingga 27 desa dan kelurahan di sepanjang garis pantai selatan sudah punya wawasan bagaimana menghadapinya kapanpun," jelas Diannita Agustinawati.