PACITAN- Sejumlah peternak sapi perah di Kecamatan Tegalombo Pacitan mengeluhkan kawin berulang karena kegagalan kebuntingan. Menanggapi keluhan tersebut selama dua hari berturut-turut mulai Rabu (15/12/2021) Dinas Pertanian Pacitan mengadakan penanganan gangguan reproduksi itu
Kecamatan Tegalombo merupakan salah satu daerah penghasil susu sapi di kabupaten Pacitan, Dimulai pada tahun 2015 para peternak di Kecamatan Tegalombo mulai melaksanakan budidaya sapi perah dengan jumlah awal 32 ekor, namun setelah enam tahun jumlah sapi perah berkembang menjadi 756 ekor. Perkembangan ini termasuk kurang maksimal, sehingga perlu adanya upaya percepatan, salah satunya dg memperbaiki performa reproduksinya.
"Beberapa peternak sapi perah di Kecamatan Tegalombo mengeluhkan kawin berulang,” kata drh. Kus Handoko, Kepala Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Hewan Dinas Pertanian serta ketua Tim dalam kegiatan peningkatan performa reproduksi sapi perah di Kecamatan Tegalombo.
Menurutnya gagalnya kebuntingan yang menyebabkan kawin berulang pada sapi dipengaruhi empat faktor meliputi, kelainan bawaan, infeksi saluran reproduksi, faktor hormonal dan kematian embrio dini. “Kami mencoba memperbaiki secara hormonal dan kematian embrio dini, sasaran kita kali ini sapi perah yang sudah melakukan 6 atau lebih kawin berulang,” tambahnya.
Pemberian hormon ditargetkan pada 50 ekor sapi perah kegiatan tersebut dilaksanakan oleh medik veteriner dan paramedik veteriner dari wilayah tugas Tegalombo dan kecamatan terdekat.
"Harapan dengan kegiatan ini dapat memperbaiki performa reproduksi sapi perah di kecamatan Tegalombo, sehingga dapat meningkatkan populasi sapi perah dan meningkatnya perekonomian para peternak", tambah drh Kus Handoko.