PACITAN- Disabilitas yang dialami tidak membuat Mohammad Rizkyka Syawalassana (25) pasrah menerima keadaan. Dia bahkan memiliki cita-cita untuk menebar kebahagiaan lewat kopi.
Kiky sapaan akrabnya, membuka Coffee Shop bernama Dopamin Coffee, dinamakan Dopamin karena harapannya orang-orang yang datang ke cafe ini bisa merasakan bahagia dari suasana coffee shop ataupun dari rasa kopi racikannya.
Berangkat dari kegemarannya minum kopi, dan pengalamannya meriset beberapa coffee shop saat masih kuliah di Surabaya. Mahasiswa lulusan Informatika itu akhirnya berhasil membuka coffee shop. Coffee shopnya buku setiap hari dari pukul 10.00 – 22.30 wib.
“Awal mulanya dulu saya seneng nongkrong dan ngopi pas kuliah, di Surabaya sendiri tempat ngopi lebih dijadikan tempat berkumpul sharing pengalaman hidup, jadi bukan hanya sekadar minum kopi. Bahkan coffee shop di sana juga jadi tempat live music, mereka menampung para seniman untuk berkarya,” katanya kepada Halopacitan Rabu (23/02/2022).
Pengalamannya itu kemudian dibawa ke Pacitan. Sekitar setahun stelah lulus kuliah, pada Juli 2021 dia pun membuka Dopamin Coffee.
Walau seorang penyandang disabilitas Kiky tidak merasa minder. Menurutnya semua orang berhak untuk bahagia. Kiky pun menyampaikan bahwa untuk para penyandang disabilitas lainnya jangan sampai menutup diri dari dunia luar. Penyandang disabilitas juga memiliki hak dan kewajiban yang sama.
Walau kuliahnya dijurusan informatika, tapi Kiky lebih memilih menekuni bisnis kopi.
“Jika menekuni sesuatu karena hal itu kita sukai, pasti akan lebih mudah dan senang. Kita pasti akan berfikir gimana caranya agar bisnis ini tetep eksis dan berkembang, ya itulah namanya passion.” ,kata Kiky
Dopamin coffee yang berada di Jalan H. Samanhudi – Palihan, pun terbuka lebar untuk pengunjung yang akan menggunakan tempat ini untuk berbagai kegiatan, seperti untuk lomba, untuk pameran, untuk foto pre wedding. Karena memang cita-cita dari Kiky adalah ingin menebar kebahagian lewat Dopamin coffee.