PACITAN-Jelantah, menjadi produk limbah yang tidak bisa dihindarkan ketika manusia masih menggunakan minyak goreng. Masalahnya, jika tidak ditangani secara serius jelantah bisa menimbulkan berbagai masalah. Dari kesehatan hingga masalah lingkungan.
Ketika minyak jelantah dipanaskan kembali, akan mengalami proses percepatan degradasi. Dengan kata lain kualitas minyak berkurang. Menurut penelitian, pengulangan sebaiknya tak lebih dari tiga kali dan dipakai di hari itu juga dengan pemanasan sedang.
Meski secara fisik nampak masih bagus, tetapi umur simpan jelantah tidak sepanjang minyak goreng yang baru dan tidak berarti aman dikonsumsi.
Artinya, memanaskan minyak kemudian didinginkan untuk digunakan keesokan harinya membahayakan bagi kesehatan karena dapat menimbulkan salah satunya karsinoma (kanker).
Menurut penjelasan Dinas Lingkungan Hidup Pacitan, jelantah yang dibuang ke saluran air dan tanah akan terbawa ke sungai. Komponen jelantah dapat mengkontaminasi ekosistem perairan karena meningkatnya kadar Chemical Oxygen Demind (COD) serta Biological Oxygen Demind (BOD) yang disebabkan tertutupnya permukaan air dengan lapisan minyak sehingga sinar matahari tidak dapat masuk. Akibatnya biota-biota perairan mengalami kematian yang akhirnya akan mengganggu ekosistem perairan tersebut.
Kehidupan akuatik bisa mati lemas karena penipisan oksigen akibat lemak hewan dan minyak nabati yang tumpah di air. Tumpahan lemak hewani dan minyak nabati memiliki dampak kerusakan yang sama atau serupa pada lingkungan perairan seperti minyak petroleum.
Nah Ibu-ibu…jaga jelantahmu agar tidak merusak diri dan lingkungan