PACITAN- Terletak di sebelah timur kota Pacitan, Desa Arjowinangun adalah wilayah pecinan di kabupaten ini. Tetapi tidak ada lagi gap sama sekali antara warga keturunan Tionghoa dengan orang jawa di kawasan tersebut.
Pada masa lalu kawasan perempatan depan Kantor Balai Desa Arjowinangun, Kecamatan Pacitan pernah didirikan sebuah klenteng. Namun di tahun 1950 an bangunan tersebut telah dibongkar. Tanah bekas klenteng tersebut sudah didirikan bangunan lain yaitu kompleks pertokoan.
Safii (60), seorang keturunan Tionghoa yang tinggal di kawasan tersebut mengatakan dia sudah tidak lagi merasa sebagai warga asing. Sejak kakek buyutnya sudah tinggal di Pacitan.
“Dulu memang ada keturunan Tionghoa disini, termasuk kakek buyut saya. Namun seiring berkembangnya zaman, mereka sudah membaur dengan keturunan jawa saling menikah dan memiliki keturunan, sehingga tidak ada lagi gap antara china atau jawa. Adanya hanya satu Indonesia,” kata pemilik toko selular tersebut kepada Halopacitan.
Itu menandakan bahwa adanya kerukunan antar umat beragama di Pacitan. Mereka saling beradaptasi untuk membaur bersosialisasi tanpa memandang suku, rasa dan agama.
Di pacitan, tidak ada perayaan Imlek 2022 yang digelar khusus. Ini juga karena jumlah mereka yang tidak terlalu banyak. Perayaan lebih dilakukan secara sederhana di rumah masing-masing.Namun sejumlah toko tutup karena tanggal merah perayaan imlek 2022. (Dias Lusiamala)