Halo Kuliner

Kopi Klethik, Kenikmatan Kopi Khas Pacitan

  • Bentuknya berbeda dengan kopi pada umumnya. Jika kebanyakan kopi digiling halus, kopi ini justru berstektur kasar. Itulah kenapa disebut sebagai Kopi Klethik,
Halo Kuliner
Dias Lusiamala

Dias Lusiamala

Author

PACITAN-Bentuknya berbeda dengan kopi pada umumnya. Jika kebanyakan kopi digiling halus, kopi ini justru berstektur kasar. Itulah kenapa disebut sebagai Kopi Klethik,  Karena bertekstur kasar/kemlethik. 

Inilah produk kopi khas Pacitan. Kopi ini diolah secara tradisional di Desa Suruhan, Sirnoboyo. M. Aggie Hardyansah (31) yang mengelolanya sekarang sudah merupakan generasi ketiga dari pencipta kopi tersebut.

Awal mulanya Kopi Klethik ini adalah usaha keluarga milik Kakek Nenek Anggie.  “Dulunya simbah bikin kopi sangrai pakai tungku tanah liat, lalu bikin kopi jahe juga. Tetangga dekat rumah penasaran sampai tanya tentang kopinya,” kata Anggie kepada Halopacitan Selasa (15/02/2022)

Anggie kemudian memiliki ide untuk menjual kopi racikan keluarganya tersebut ke warung-warung dengan harga Rp2500 per bungkus. Berawal dari itu akhirnya dari situ Anggie punya pelanggan. 

Dikemas secara moderen/Dias Lusiamala

Melihat potensi yang menjanjikan dan terinspirasi dari film filosofi kopi. Anggie tergerak untuk mengembangkan usaha kopi ini. Anggie memberanikan diri datang ke Dinas Perdagangan menanyakan tentang perizinan bagaimana memasarkan suatu produk dan cara memasarkan agar bisa masuk toko oleh-oleh. Akhirnya bulan Desember 2016 Anggie berhasil mendapatkan izin edar untuk kopinya.  

Pengolahan tradisional

Alasan Anggie memilih bisnis kopi, karena belum ada kopi khas daerah Pacitan.  “Di tiap-tiap daerah dataran tinggi hampir memiliki kopi. Sedangkan di Pacitan kala itu belum ada.” ,kata Anggie 

Tersedia di supermarket/Dias Lusiamala

Biji kopi langsung diambil dari Perkebunan Kopi Tejo Kebonagung dan Perkebunan Kopi Penggung, Tokawi Nawangan. 

Pengolahan Kopi Klethik masih disangrai secara tradisional. Kopi robusta terbaik yang telah disortir, kemudian diolah sesuai standar robusta dengan profil roastingmedium full city dan honey press. 

Dengan pengolahan yang alami mampu menghasilkan cita rasa kopi caramel gula jawa yang smooth di lidah. Sebanyak lima karyawan membantu untuk produk dan packaging. Sistem kerjanya hanya masuk saat produksi berlangsung. 

Dalam satu bulan Anggie bisa memproduksi 150-300 bungkus. Harga perbungkus bervariasi mulai dari Rp7,000 – Rp20,000 tergantung berat kemasan. tersedia untuk pilihan Kopi Klethik yang halus juga. 

Pas untuk oleh-oleh/Dias Lusiamala

Ada pula Kopi Klethik Jahe, kopi robusta yang dicampuri jahe kering dan digiling halus. Pemasaran yang Anggie lakukan saat ini mendistribusikan produknya ke toko oleh-oleh di seputaran pacitan dan menjual secara online di media sosial.

Anggie berharap Kopi Klethik Pacitan ini bisa menjadi oleh-oleh/produk unggulan khas daerah Pacitan, agar makin banyak membantu mensejahterakan petani kopi pacitan.