Salah seorang pejabat pemerintah daerah Kabupaten Pacitan, bersama istri dan cucunya tampil di atas catwalk dalam acara Fashion Show Batik Pacitan Rabu Malam (28/11/2018)
Halo Budaya

Melacak Asal-Usul Batik Pace

  • Pacitan menjadi salah satu daerah dengan pesona alam yang sangat indah. Wilayah paling timur dari Provinsi Jawa Timur ini juga memiliki banyak kekayaan dan kasanah budaya. Salah satu yang khas adalah batik Pace.
Halo Budaya
Amirudin Zuhri

Amirudin Zuhri

Author

PACITAN-Pacitan menjadi salah satu daerah dengan pesona alam yang sangat indah. Wilayah paling timur dari Provinsi Jawa Timur ini juga memiliki banyak kekayaan dan kasanah budaya. Salah satu yang khas adalah batik Pace. 

Lantas bagaimana asal-usul dari batik motif ini? Motif batik ini sendiri tidak lepas dari sejarah asal usul Pacitan.

Cerita mengenai asal mula Pacitan terdapat dalam buku Legenda Rakyat Pacitan dan Babad Tanah Pacitan yang menyebut Pacitan berasl dari kata ‘Pace’ dan ‘Wetan’. Pace adalah nama buah yang juga dikenal sebagai mengkudu. Buah yang dipercaya memiliki banyak khasiat untuk kesehatan. Sedangkan ‘Wetan’ berarti Timur. 

Dikisahkan ketika Perang Palihan Nagari yang terjadi pada 1746-1755, Pangeran Mangkubumi terdesak hingga ke Pesisir Selatan Jawa. Perang Palihan Nagari sendiri pecah setelah adanya penyerahan wilayah Pesisir Utara Jawa kepada VOC oleh Raja Mataram Pakubuwono (PB) II yang berkedudukan di Kartasura, Jawa Tengah. 

Setelah terjadi Geger Pacinan atau pemberontakan orang China, muncullah gerakan perlawanan yang dimotori Raden Mas Said, Pangeran Singasari, dan Pangeran Mangkubumi. Gerakan perlawanan ini berlangsung hingga pemerintahan PB III.

Bagi pihak kompeni sebagai kekuatan kolonial, tiga tokoh itu dianggap pemberontak hingga mereka mengirimkan kekuatan untuk menumpasnya. VOC harus mengeluarkan banyak biaya hingga akhirnya memilih untuk melakukan perundingan. Perang akhirnya melahirkan Perjanjian Giyanti (1755) yang membagi wilayah Mataram menjadi Kasunanan Solo dan Kasultanan Yogyakarta yang diberikan kepada Pangeran Mangubumi. Sedangkan yang kedua adalah Perjanjian Salatiga (1757) yang memberikan wilayah kepada Raden Mas Said atau Pangeran Sambernyawa yang kemudian dikenal dengan Mangkunegaran. Itulah kenapa disebut sebagai Perang Palihan Nagari yang berarti perang pembagian wilayah negara.

Dikisahkan ketika Pangeran Mangkubumi terdesak, dengan 12 pendukungnya yang masih tersisa dia berhenti di sebuah wilayah di pesisir Selatan. Kondisnya sangat lelah. Seorang abdinya yang bernama Setraketipo kemudian merendam buah pace  yang banyak ditemukan di daerah tersebut.

Setelah minum air tersebut kekuatan Pangeran Mangkubumi ternyata pulih. Untuk mengenang peristiwa itu kemudian daerah teresbut dingat dengan ‘pace sapengetan’ (pace yang dimasak sebentar). Seiring waktu kemudian orang menyebut secara lebih singkat yakni pacetan atau pacitan. Nama yang digunakan sebagai nama daerah hingga sekarang.

Karena menjadi sumber nama daerah, buah pace pun akhirnya menginsipari para perajin batik yang akhirnya memunculkan motif buah pace. Motif yang kemudian menjadi khas wilayah Pacitan.

Batik Pace sudah ada sejak tahun 1950an. Motif Batik Pace kemudian berkembang dengan motif yang diinsprasi oleh sejarah dan keindahan alam wilayah dan karang laut.