PACITAN-Berdasarkan informasi yang didapat dari penelitian Von Koenigswald, Goenadi Nitihaminoto dari Balai Arkeologi kemudian melakukan penelitian di daerah Punung Pacitan. Penelitian yang berjudul ‘Gua Song Agung di Pacitan: Studi Tentang Temuan dan Masa Huniannya tersebut dilakukan pada 1998.
Dia menyebutkan pada 11 Pebruari 1989 dia datang ke wilayah tepatnya di sekitar Gunung Cantelan. Dia bersama Dr, Harry Alllen dari Anthropologi Departemen Univeristy of Auckland New Zeland yang menaruh perhatian sama.
Langkah pertama yang dilakukan kedua ilmuwan tersebut adalah mencari gua yang digunakan tempat tinggal manusia purba. Dan ini bukan pekerjaan mudah. Hal ini karena setelah penelitian oleh Koenigswald gua tersebut berpuluh-puluh tahun tidak lagi dijamah.
Dia menyebutkan pertama mendatangi sebuah gua gua kecil yang terletak di kaki gunung. Gua ini memang layak untuk dihuni tetapi hanya untuk beberapa individu saja. Selain itu di permukaan bagian permukaan gua tidak ditemukan sisa-sisa kehidupan. Oleh karenanya dapat disimpulkan bahwa gua pertama yang dikunjungi ini bukan gua yang dimaksudkan oleh Koenigswald.
Lalu diputuskan untuk mencari kemungkinan adanya gua lain di sekeliling bukit. Usaha pencarian gua di sekeliling bukit tidak mendapat hasil yang diharapkan karena tidak mendapatkan gua yang layak dihuni.
Kemudian pencarian dilanjutkan ke arah timur Gunung Cantelan untuk menilai keterangan penduduk tentang keadaan gua yang diinformasikan itu. Gua ini oleh penduduk setempat disebut Song Agung dan merupakan sebuah rockshelter berukuran besar.
Song Agung terletak sekitar 250 meter di sebelah timur Gunung Cantelan. Gua ini menghadap ke timur. Sekitar 200 meter di sebelah timur gua mengalir sebuah sungai, yaitu anak Kali Nampol.
Arah hadap suatu tempat maupun adanya sumber air merupakan faktor yang sangat diperhitungkan dalam melakukan suatu hunian. Berdasarkan kenyataan-kenyataan itu, maka Goenadi dan Harry Allen sepakat bahwa Song Agung adalah rockshelter yang dimaksudkan oleh Von Koenigswald.
Pengamatan yang dilakukan terhadap gua ini diperoleh kesan bahwa Song Agung merupakan sebuah rockshelter besar. Lebar mulut gua 27 meter, lebar ceruk 7 meter, dan tingginya sekitar 10 meter.
Di depan mulut gua masih terdapat dataran, sehingga luas keseluruhan dataran sebagai lantai gua sekitar 200 meter persegi. Dataran gua ini terletak sekitar 2 meter di atas lahan pertanian yang terbentang di depannya.
Keadaan lantai gua ini datar dan besar. Keadaan gua cukup kering, meskipun dalam musim hujan. Iklim segar yang terdapat di dalam gua dan di sekelilingnya berasal dari Gunung Cantelan yang berketinggian 378 meter di atas permukaan laut.
Secara administratif Song Agung terletak di Dukuh Klepu, Kelurahan Punung, Kecamatan Punung, Pacitan
Dari kunjungan tersebut ditemukan di permukaan tanah lantai gua tidak ditemukan tanda-tanda kehiduan. Oleh karena itu dilakukan pengorekan permukaan tanah untuk memperoleh isisa-sisa kehidupan yang pernah ada di gua ini.
Pengorekan dilakukan di dua tempat yaitu di tengah dan dibagian kiri mulut goa tersebut. Kedua tempat ini dikorek tidak lebih dari 0,5 meter persegi dengan kedalamam kurang dari 10 cm.
Lantas apa yang ditemukan dari penggalian tersebut? Simak di tulisan selanjutnya. (bersambung)