Ekonomi Jatim Menggeliat, Nilai Ekspor Naik 14,97%

Amirudin Zuhri - Kamis, 20 Januari 2022 12:33 WIB
Ilustrasi (Ismail Pohan/TrenAsia)

SURABAYA-Kinerja Pemprov Jatim dalam rangka pemulihan perekonomian di tengah pandemi Covid-19 tercatat membuahkan hasil. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kenaikan nilai ekspor Jatim di akhir 2021 year on year mengalami kenaikan 14,97 persen.

Berdasarkan data yang dirilis BPS Jatim Senin (17/1/2022), nilai ekspor Jatim pada Desember 2021 sebesar US$2,05 milliar. Sementara nilai ekspor Jatim pada Desember 2020 tercatat US$1,78 milliar.

Secara komulatif, nilai ekspor Jatim pada 2021 tercatat US$22,78 miliar, meningkat 19,22 persen dibandingkan 2020 sebesar US$19,22 miliar. Kenaikan nilai ekspor Jatim 2021 disebabkan oleh naiknya ekspor baik sektor migas maupun nonmigas secara simultan.

Nilai ekspor migas selama 2021 mencapai 1,48 miliar USD meningkat sebesar 56,36 persen dibandingkan 2020 yang mencapai US$0,95 miliar. Sedangkan nilai ekspor non migas selama tahun 2021 mencapai US$21,30 miliar meningkat 16,59 persen dibanding 2020 yang mencapai US$18,27 miliar.

Menurut Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, kinerja ekspor yang terus meningkat tersebut adalah bukti bahwa kinerja pemulihan ekonomi di Jatim berjalan efektif dan optimal. "Ini bukti pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19 di Jatim berjalan efektif dan optimal," katanya di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Rabu (19/1/2022).

Perhatian Pemprov Jatim terhadap koperasi dan UMKM melalui pemberian permodalan, pinjaman murah, pelatihan, fasilitasi pemasaran membuahkan hasil yang positif.

"Beberapa kali saya melakukan temu bisnis serta misi dagang dan investasi diberbagai provinsi untuk membuka pangsa pasar baru bagi produk-produk pertanian, pengolahan , UMKM dan sebagainya antara Jawa Timur dan provinsi lainnya," tutur mantan Menteri Sosial ini.

Struktur ekspor Jawa Timur menurut sektor pada tahun 2021 masih didominasi oleh sektor nonmigas dengan kontribusi sebesar 93,51 persen dari nilai total ekspor. Ekspor sektor industri pengolahan masih menjadi penyumbang terbesar ekspor Jawa Timur yaitu mencapai US$19,54 miliar atau 85,79 persen. Angka itu naik 18,05 persen dibanding 2020. Disusul berikutnya sektor pertanian sebesar US$1,70 miliar atau 7,45 persen (meningkat sebesar 1,84 persen dibandingkan 2020).

Di sektor migas sebesar US$1,48 miliar atau 6,49 persen (meningkat sebesar 56,36 persen dibandingkan tahun 2020), selanjutnya sektor pertambangan dan lainnya sebesar US$62,16 juta atau 0,27 persen (meningkat sebesar 25,38 persen dibandingkan tahun 2020).

Golongan Kayu, barang dari kayu masih merupakan komoditas penyumbang ekspor non migas terbesar pada Desember 2021 dengan nilai US$192,70 juta. Di bawahnya ada golongan Tembaga sebesar US$185,04 juta, golongan Lemak dan minyak hewan/nabati sebesar US$176,35 juta.

Kinerja Impor

Sementara itu, nilai impor Jatim pada Desember 2021 tercatat US$2,76 miliar atau turun sebesar 3,02 persen dibandingkan November 2021 sebesar US$2,84 miliar. Namun dibanding Desember 2020 angka tersebut meningkat 35,75 persen. Penurunan nilai impor pada bulan tersebut disebabkan oleh turunnya nilai impor pada sektor migas.

Secara kumulatif, nilai impor Provinsi Jawa Timur pada tahun 2021 mencapai US$27,48 miliar, meningkat sebesar 37,50 persen dibandingkan tahun 2020 yang mencapai nilai sebesar US$19,99 miliar.

Peningkatan nilai impor 2021 disebabkan oleh naiknya impor baik sektor migas maupun non migas secara simultan. Nilai impor migas selama 2021 mencapai US$6,09 miliar meningkat 91,73 persen dibanding 2020 sebesar US$3,18 miliar. Sedangkan nilai impor non migas selama 2021 mencapai US$21,39 miliar, meningkat 27,24 persen dibanding 2020 sebesar US$16,81 miliar.

RELATED NEWS