PACITAN-Sekilas musik dan matematika, nyaris tak ada kaitannya. Matematika sering dianggap sulit bagi para siswa, sedangkan musik dianggap bisa membuat suasana nyaman, santai dan penghilang penat.
Di tangan Tegar Dewangga (31), kedua ilmu tersebut terangkai saling melengkapi secara harmoni. Menurut Tegar musik adalah matematika. Sedangkan matematika adalah bentuk lain dari musik.
"Bagi saya, musik adalah matematika yang berirama dan bisa berbunyi,”kata Tagar kepada Halopacitan Kamis (17/3/2022).
Saat ditemui di rumahnya di Jalan Dr. Sutomo, Pacitan, . Tegar menjelaskan, untuk memainkan musik seseorang perlu menguasai hitungan musik atau yang biasa disebut tempo.
"Nada irama musik itu pasti. Seperti halnya ilmu matematika yang rumusnya juga pasti,” kata Tegar.
Tegat menyukai musik sejak kecil, dikenalkan oleh sang ayah. Hampir semua alat musik pernah Tegar mainkan. Saking cintanya dengan musik saat duduk di bangku sekolah, Tegar sempat kesulitan mengejar materi pelajaran salah satunya matematika.
Saat kelas 2 SMP Tegar, mendapatkan nilai yang bisa dikatakan tidak memuaskan. Saat itu nilai ujian matematika Tegar, merosot. Tegar pun bertekad untuk mencoba mempelajari matematika.
Saat itulah Tegar menemukan relasi antara musik dan ilmu hitung. "Rumus himpunan adalah salah satu bagian dari musik. Karena bagi saya, musik merupakan sebuah nilai. Himupnan. Itu kesimpulan yang sesuai dengan perhitungan." kata Tegar
Dengan kemampuannya ini Tegar pernah mendapat Juara 1 Darin Safa Nugroho di Institut Francais d'Indonesie (IFI).
Saat ditemui di rumahnya, ada banyak aneka alat musik yang dimiliki Tegar, tersusun rapi di etalase kaca. Ada organ lawas, gitar, trumprt, gambus dan kecapi.
Tegar pun tak sungkan memainkan satu instrumen, saat ditemui. Makin cepat tempo permainan, bunyi denting dawai pun bersahutan, memenuhi isi ruangan.
"Saat saya punya alat musik kecapi ini, saya belum tahu cara menyetemnya, lalu saya mencari rumus dengan pendekatan matematika,” kata Tegar
Matematika dan musik telah menjadi satu dalam diri Tegar yang mengidolakan Bapak matematika, Pytagoras.
Tegar mengidolakan bukan karena rumus-rumus yang ditemukan Pytagoras, namun, karena ilmuan tersebut menjadi peletak dasar teori akustik.
"Berkat pengembangan temuan Pytagoras berupa monochord, kita jadi bisa mengenal gitar, piano dan musik lainnya,” terang Tegar