JAKARTA - Bandara Internasional Banyuwangi mendapatkan The Aga Khan Award for Architecture (AKAA) 2022 karena masuk dalam 20 daftar bangunan dengan arsitektur terbaik di dunia .
Aga Khan Award menilai bangunan terbaik dari keunggulan arsitektur, kontemporer, social housing, berkontribusi dalam pengembangan masyarakat, pelestarian sejarah, desain lanskap dan perbaikan lingkungan, konservasi kawasan, pemanfaatan sumber daya lokal, penggunaan teknologi secara inovatif, dan aspek lainnya.
Terminal berkapasitas 3 juta penumpang pertahun ini dibangun oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi dengan luas 7.000 meter persegi (m2). Kemudian, pada 2017 Bandara Banyuwangi dikelola oleh PT Angkasa Pura II (AP II) dan pengembangan terus berlanjut.
Adapun yang dikembangkan AP II pada Badara Banyuwangi di antaranya penebalan landasan pacu (runway), pelebaran dan perpanjangan runway menjadi 2.450x45 meter (m), dan perluasan parkir pesawat menjadi 16.200 m2, serta pembangunan taxiway.
President Director AP II Muhammad Awaluddin mengatakan, pengembangan sisi udara guna mendukung operasional pesawat berbagan sedang (narrow body) sekelas Boeing 737-900 ER dan Airbus A320.
"Untuk saat ini menjadi pesawat komersial rute jarak pendek dan menengah paling banyak digunakan maskapai di Indonesia atau bahkan di dunia," kata Awaluddin dalam keterangan resmi, Senin, 13 Juni 2022.
Bandara Banyuwangi dibangun dengan konsep atap rumah Suku Osing masyarakat asli Banyuwangi. Keindahan dari arsitektur terminal penumpang ini menjadi salah satu landmark Jawa Timur.
Saat ini, Bandara Banyuwangi melayani rute Jakarta - Banyuwangi yang dioperasi oleh Citilink dan Batik Air, kemudian Sumenep - Banyuwangi oleh Susi Air.
Untuk pembangunan Bandara Banyuwangi diarsiteki oleh arsitek nasional Andra Matin dengan terminal penumpang pesawat mengusung konsep green airport yang tidak mengandalkan pendinginan udara namun tetap terasa nyaman bagi penumpang pesawat.
Oleh karena itu, AP II akan memperkuat penerapan green airport ini sehingga menjadikan Bandara Banyuwangi sebagai bandara pertama di Indonesia yang meraih sertifikasi Greenship Existing Building.
Untuk memperkuat penerapan green airport tersebut, AP II memiliki program efisiensi dan konservasi energi melalui pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebagai salah satu sumber energi di Bandara Banyuwangi.
Pemanfataan PLTS di Bandara Banyuwangi dimungkinkan dapat dilakukan di atas atap seluas 3.300 m2 dengan maksimal kapasitas on-grid sebesar 150 kilowatt peak (KWp).
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Liza Zahara pada 13 Jun 2022