Halo Wisata

Watu Mejo Mangrove Park, Destinasi Baru Wisata Pacitan

  • Berawal dari sebuah ancaman Bencana, Pemdes Kembang beserta kelompok masyarakat di Dusun Kiteran, Desa Kembang melahirkan destinasi baru yang diberi nama Watu Mejo Mangrove Park.
Halo Wisata
Amirudin Zuhri

Amirudin Zuhri

Author

PACITAN- Berawal dari sebuah ancaman Bencana, Pemdes Kembang beserta kelompok masyarakat di Dusun Kiteran, Desa Kembang melahirkan destinasi baru yang diberi nama Watu Mejo Mangrove Park. 

Sahudi Kepala Desa Kembang di sela Launching Watu Mejo Mangrove Park Minggu 28 November 2021 mengatakan rencana ini sebenarnya sudah dimulai sejak 2014.  Upaya itu mendapat dukungan pemerintah dengan salah satunya dilakukan penanaman 8000 bibit mangrove.

Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Pacitan, Andi Faliandra mengatakan rintisan Hutan Bakau ini adalah Education Tourism yang bakal menjadi mimpi baru wisatawan baik dari dalam dan mancanegara. “Khas yang luar biasa, sekaligus penggerak ekonomi,” ungkapnya.

Pemkab Pacitan terus berupaya melakukan penataan,berinovasi dan terus menggali potensi wisata yang ada. Mengingat kawasan Pariwisata Pacitan berada di antara Borobudur dan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.

“Menunggu mereka mempersiapkan Perdes tentang Retribusi, kami bersiap untuk promosinya,” lanjut Andi yang mengaku tahapan demi tahapan Watu Mejo Mangrove Park sangat luar biasa. 

Pemerintah Kabupaten Pacitan bersama BNPB serta relawan dan masyarakat, Minggu  siang melakukan penanaman pohon manggrove di hilir Sungai Grindulu Desa Kembang Kecamatan Pacitan. Aksi ini sendiri merupakan bagian dari upaya mitigasi resiko bencana yang diinisiasi oleh Rumah Zakat Indonesia.

Hadir dalam kegiatan tersebut, Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji bersama Wakil Bupati Pacitan Gagarin, Sekretaris Utama BNPB Lilik Kurniawan, Kepala Pelaksana BPBD Jatim Budi Santoso serta CEO Rumah Zakat Nur Efendi. Dalam kesempatan tersebut juga dilaunching Watumejo Manggrove Park yang akan menjadi pusat pengembangan tanaman manggrove.

“Saat ini kita akan menanam mangrove yang nantinya kita harapkan tanaman manggrove ini dapat meminimalisasi dampak bencana. Selain greenbelt yang sudah tumbuh dengan baik,’ kata Bupati dalam sambutannya.

Selain untuk kelestarian lingkungan serta mengurangi dampak resiko bencana keberadaan Watumejo Manggrove Park juga diharapkan menjadi daya ungkit perekonomian masyarakat. Hutan mangrove akan menjadi habitat penting bagi organisme kelautan selain menjaga pantai dari abrasi.

“Konsep kita ada dua yakni tangguh bencana dengan memberikan literasi kepada masyarakat serta kelestarian lingkungan dan dielaborasi dengan potensi desa,” sambung Nur Efendi, CEO Rumah Zakat Indonesia.

Menurut Nur Efendi, ada banyak potensi di Desa Kembang yang dapat dikolaborasikan dengan Watumejo Manggrove Park nantinya. Seperti tambak bandeng, tambak udang serta yang tidak kalah menarik adalah ekowisata. Selain itu Watumejo Manggrove Park juga digadang menjadi pusat bibit manggrove di Jawa Timur.