Menjaga Kalsedon Tetap Menjadi Ikon Pacitan

Dias Lusiamala - Minggu, 13 Februari 2022 11:30 WIB
Kalsedon putih (Halopacitan/Dias Lusiamala)

PACITAN-Pacitan dikenal sebagai salah satu daerah penghasil batu akik yang berkualitas tinggi. Daerah ini kaya dengan batu-batu indah dan keras yang cocok untuk perhiasan seperti akik.

Tetapi dari sekian banyak jenis batu tersebut kalsedon adalah yang paling terkenal dan khas. Bahkan batu ini menjadi ikon Pacitan di dunia per-akik-an.

“Kekuatan besar akik Pacitan di kancah nasional itu ada pada akik kalsedon warna putih dan merah,” kata Riyanto, Ketua Panitia Akik Reborn 2 yang digelar di Hotel Srikanadi 11-13 Februari 2022.

Menurutnya Pacitan memilik akik kalsedon yang hampir lengkap disemua warna kecuali biru. Bahkan akik kalsedon Pacitan jadi yang terkuat di level nasional, utamanya warna putih dan merah.

“Akik kalsedon warna lain seperti kuning, orange, coklat pun juga jadi yang terbaik, namun favoritnya masih yang putih dan merah,” tambahnya.

Kalsedon kuning/Dias Lusiamala

Beberapa indikator yang menjadi penilaian saat kontes seperti kejernihan dan kepadatan warna akik.

Pacitan memiliki banyak perajin akik, yang berpusat di Desa Donorojo. Ada sebuah pasar bernama Pasar Tangkluk yang hanya buka dini hari setiap pasaran Kkliwon. Di tempat inilah para perajin, pedagang dan pembeli saling berkumpul bertransaksi batu akik.

Namun sejak beberapa tahun terakhir dan ditambah pandemi covid 19, dari yang sekian ribu perajin akik, saat ini hanya tinggal 9 yang. Sejumah acara seperti Akik Reborn ini sebagai upaya untuk membangkitkan perajin akik lagi.

Riyanto memiliki visi agar akik di pacitan bisa bangkit lagi setelah sempat redup dan hampir menghilang. Karena ikon Pacitan dulunya adalah akik, akan jadi hal yang kurang baik jika tiba-tiba akik di Pacitan tak ada lagi.

Akik sendiri terbagi ke berbagai kelompok yakni kelompok perajin, kontes dan jewellery (perhiasan). Bedanya kalau untuk kontes, yang menjadikan daya tarik adalah kwalitas batunya dan dinilai yang paling murni tanpa tambahan atau campuran warnaapapun. Sedangkan jewellery daya tariknya adalah tampilah keseluran, yang dinilai estetiknya. Pada jewellery ada campuran warna dan corak tambahan yang sengaja dibuat.

Penjurian kontes Akik Reborn/Dias Lusiamala

Untuk menemukan motif yang murni dari batu akik sendiri, para perajin memiliki jam terbang atau keahlian cara memotong bagian batu dan rasa seni. Akik dengan corak yang begitu indah secara alami itu bisa didapat pada lapisan inti, kulit, ataupun retakan batu.

Dengan keindahan akik yang sedemikian rupa, dibanderol dengan harga yang fantastis sesuai dengan corak dan kemurniannya. Harganya bisa sampai Rp100 juta bahkan ada yang lebih.

Walaupun akik ini berbasis di pacitan, tetapi sayangnya tidak ada komunitas akik yang besar dan terstuktur di daerah ini. Akik di pacitan seperti terpecah sendiri-sendiri jadi komunitas perajin, komunitas kontes, dan komunitas jewellery.

“Setelah acara ini kami bersepakat dengan para perwakilan komunitas untuk membentuk komunitas besar atau induk komunitas akik di Pacitan. Harapannya setelah adanya komunitas induk nanti, pemkab bisa lebih memperhatikan. Supaya ikon Pacitan ini tidak hilang. Eman-eman kalau hilang. Di luar kota, Pacitan dihormati karena memiliki sumber batu yang melimpah, ” terang Riyanto

RELATED NEWS