Covid Menyerang, Ternak Kambing pun Datang

Dias Lusiamala - Minggu, 01 Mei 2022 12:34 WIB
Ternak kambing milik Margono (Dias Lusiamala)

PACITAN-Niat awalnya membuka lahan wisata, tetapi pandemi Covid-19 memaksa banting setir untuk ternak. Hasilnya ternyata cukup menjanjikan.

Peternakan kambing presisi interfarm di Desa Teleng, Sidoharjo, Pacitan ini berdiri saat pandemi Covid melanda. Awalnya lahan seluas kurang lebih 3 hektar ini rencananya mau dibuat objek wisata.

"Karena ada Covid menyerang, berpikir dua kali untuk membuat objek pariwisata. Kemudian terpikirlah ide ternak kambing yang kebetulan ada teman yang bergelut di bidang ternak jadi bisa sekalian belajar," kata Margono pemilik presisi interfarm saat ditemui Sabtu (30/04/2022).

Di Presisi Interfarm ada kurang lebih 200an ekor kambing. Jenisnya ada domba merino, domba texel, kambing jawa dan lokalan. Domba merino ini didatangkan dari Wonosobo, awalnya didatangkan 25 ekor sekarang sudah beternak ada kurang lebih 90an ekor domba. Selain domba dan kambing juga ada ayam, angsa dan lele. Sebenarnya lahan ini dibuat untuk bagaimana menciptakan sistem peternakan yang mandiri.

Pakan domba dan kambing diperoleh dari menanam rumput di lahan ini juga. Rumput dan pohon yang ditanam pun juga memiliki value, jadi kandungan rumputnya kaya akan nutrusi yang baik buat ternak.

Contohnya tanaman Indigofera (indigofera tinctoria), tanaman jenis hijauan ini bernilai nutrisi tinggi dan dapat dijadikan alternatif pakan hijauan. Kemudian ada juga ditanam Pakchong (pennisetum purpureum cv Thailand) merupakan jenis hijauan pakan ternak (HPT) unggul yang mudah ditanam dan minim perawatan. Lahan ini juga ditanami berbagai jenis tanaman buah dan sayur mayur.

"Siklus pengelolaan disini memutar, jadi bagaimana kita bisa menciptakan pangan sendiri tanpa membeli. Seperti kotoran kambing ini, kotoran kambing ini yang kita kelola jadi pupuk organik untuk tanaman yang ada di sini,” katanya.

Pupuk organiknya kita buat dua jenis, yaitu pupuk kandang kering dan pupuk cair. Pupuk kering diperoleh dari kotoran kambing dan domba ini, bila di bawah kandangnya sudah penuh diambil kumpulkan lalu difermentasi.

Kalau yang pupuk cair didapat dari kotoran dan kencing domba dan kambing. “Di bawah kandangnya kita bikin kolam buat tampungan. Nah daripada kolamnya kosong, saya isi dengan ikan lele. Ikan lele ini juga memiliki fungsi sebagai penetralisir bau kotoran dan pemakan nyamuk," terang Margono

Margono juga berternak maggot (belatung karva dari lalat) untuk jadi pakan ayam dan angsa disini. Margono membuat kandang khusus untuj lalat, Margono memberi makan dari sisa-sisa buah-buahan dan sayuran yang sudah busuk. Khusus maggot diperuntukkan pribadi tidak dijual. Yang dijual itu hasil ternak domba dan kambing saja. Pupuk organik dibuka untuk dijual. Sedangkan hasil panen buah dan sayur untuk dikonsumsi sendiri untuk para karyawan.

RELATED NEWS