YOGYAKARTA- Yusmiyati, S.Gz, RD, Kepala Instalasi Gizi Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM menuturkan ada dua hal yang perlu diperhatikan terkait makanan, yakni keamanan dan nilai gizinya. Sebab, makanan yang kita konsumsi tersebut sejatinya adalah untuk membuat kita lebih sehat dan bukan sebaliknya mendatangkan penyakit.
“Yang utama di dalam kita mengonsumsi makanan yang perlu dilihat adalah bagaimana kita menjamin makanan-makan yang kita konsumsi (keamanan dan nilai gizinya). Agar jaminan makanan itu bisa membuat tubuh kita lebih sehat, jadi tidak berpotensi terkait berbagai masalah kesehatan,” tuturnya dalam talkshow yang disiarkan melalui kanal Youtube RSA UGM Rabu (.2/2/2022. Talkshow dengan ‘Cara Pengolahan Makanan yang Baik Tingkat Rumah Tangga’ ini digelar untuk memperingati Hari Gizi Nasional.
Penjaminan terhadap makanan tersebut dimulai dari tahap pemilihan bahan makanan sampai pada pengolahannya. Dalam memilih bahan makanan, kita perlu memperhatikan bahwa bahan makanan yang kita beli tersebut dalam keadaaan baik.
Terkait ikan misalnya. Beli dan pilihlah ikan yang segar. Ada tanda-tanda ikan masih segar. Pertama insang ikan masih bewarna merah atau belum kecoklatan. Kedua, mata ikan masih cembung dan belum cekung. Jika sudah cekung maka sudah tidak bagus.
Terkait daging pada umumnya, periksalah warna, kekenyalan daging, dan baunya. Pilihlah daging yang masih bewarna merah segar, tekstur yang kenyal, dan berbau segar.
“Nah kemudian (juga) hati-hati ketika membeli daging dalam bentuk giling. Pertama lihatlah warnanya dulu, jika warnanya sudah agak mendekati biru atau hijau (gelap), itu bisa menjadi pertanda bahwa daging giling tersebut diambil dari sumber daging yang tidak baik,” tambah Yumiyati
Selanjutnya terkait tepung. Pilihlah tepung yang tidak bernoda dan berjamur. Perhatikan dimana tepung tersebut di display dalam toko: jangan pilih tepung yang diletakkan di tempat lembab, atau pilihlah tepung yang ditelakkan diatas rak.
Kemudian dalam membeli makanan kaleng, Yusmiyati menegaskan untuk membeli makanan kaleng yang belum penyok. Sebab, jika makanan kaleng tersebut sudah penyok, maka akan ada kemungkinan terjadinya kebocoran tempat masuknya bakteri.
Terakhir, untuk keseluruhannya, agar aman, maka pilihlah bahan makanan yang sudah melalui sertifikasi yang jelas. Periksa label bahan makanan apakah sudah melewati badan pemeriksa atau belum.
Yusmiyati pun menyinggung sedikit terkait tindakan penghangatan atau memanaskan kembali makanan yang telah dimasak. Sebab, tindakan penghangatan kembali dapat mengancam kerusakan gizi dalam makanan.
Makanan yang paling rentan mengalami kerusahan ketika dipanaskan, diketahui melalui riset, adalah telur. Sedangkan yang paling stabil atau tidak rentan rusak adalah daging ketika dimasak untuk kedua kalinya dan seterusnya.
“Kemudian juga adalah sayur. Sayur juga bahan makanan yang cepat sekali rusak, kandungan vitamin dalam sayur mudah sekali rusak ketika dipanaskan,” pungkas Yusmiyati. (*)
Tulisan ini telah tayang di jogjaaja.com oleh Ties pada 02 Feb 2022