JAKARTA – Penderita kanker paru masih memiliki asa untuk dapat memperoleh kesembuhan dengan sejumlah perawatan tertentu. Dengan deteksi kanker sejak dini serta perawatan yang tepat maka penyakit ini dapat sehat kembali.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan Konsultan Hematologi Onkologi Medik Ralph Girson Gunarsa mengatakan terdapat opsi perawatan untuk pasien kanker paru sel bukan kecil (non small cell lung cancer atau NSCLC).
“Bagi perokok, harus segera berhenti dan biasanya akan menunjukkan hasil yang lebih baik,” ujar Ralph dalam webinar yang digelar YKI dalam rangka Bulan Kesadaran Kanker Paru bekerjasama dengan perusahaan farmasi multinasional yang berfokus dalam penelitian dan pengembangan obat dan vaksin inovatif Merck Sharp & Dohme (MSD), Jumat (26/11/2021) di Jakarta.
Lebih lanjut Ralph menjelaskan, terdapat tiga metode utama terapi kanker paru tetapi bergantung pada ukuran, cakupan, tipe kanker paru, dan kondisi kesehatan pasien secara umum. Untuk jenis NSCLC pada stadium awal (stadium I) dimana kanker masih berada pada salah satu organ paru, terapi dilakukan dengan pembedahan dan dapat dilanjutkan dengan kemoterapi untuk mengurangi risiko kambuh. Opsi lain setelah pembedahan dapat dilakukan terapi radiasi.
“Sedangkan pada stadium II, kelenjar getah bening yang terdapat kanker dan kanker yang ada diangkat, kemudian diikuti dengan kemoterapi, dan kemungkinan dengan imunoterapi. Opsi lainnya juga dilakukan radiasi,” tutur Ralph.
Sedangkan pada stadium IIIA, NSCLC telah berukuran lebih dari 7 cm atau telah mengena jaringan getah bening diantara dua organ paru, maka terapi dilakukan dengan radiasi, kemoterapi, dan atau pembedahan bergantung pada ukuran tumor, lokasi di paru, kesehatan pasien, serta daya tahan pasien.
Untuk stadium IIIB, NSCLC telah menyebar ke kelenjar getah bening pada paru lainnya atau pada leher maupun struktur lainnya di dada. Kanker ini tidak dapat diangkat hanya dengan pembedahan, namun dengan kemoradiasi.
Dikatakan Ralph, Imunoterapi diberikan jika kanker dapat terkendali setelah 2 kali kemoradiasi. Pasien yang kurang sehat hanya diberikan radiasi saja atau kemoterapi saja.
“Pada stadium IV, kanker sudah menyebar ke bagian tubuh lain dan menjadi sulit untuk disembuhkan. Terapi paliatif diberikan dengan fokus pada pengurangan rasa nyeri seperti dengan terapi fotodinamik (PDT) atau terapi laser. Namun jika kondisi pasien kuat, pengobatan atau perawatan dengan pembedahan, kemoterapi, terapi target, imunoterapi, maupun radiasi,” papar Ralph.
Komitmen Penyembuhan
Menimbang panjangnya proses penyembuhan kanker paru NSCLC, Ralph mengimbau kepada masyarakat untuk melakukan pencegahan kanker paru utamanya dengan berhenti merokok dan deteksi dini kanker paru.
“Kanker dapat disembuhkan jika ditemukan dan segera dirawat oleh dokter pada stadium awal. Selain itu, dibarengi dengan penerapan pola hidup sehat, makan makanan bergizi, tidak mengonsumsi alkohol, berolah raga secara teratur, cukup istirahat dan jauhi stress,” tutur Ralph.
Sementara itu, Managing Director MSD di Indonesia George Stylianou mengatakan, pihaknya berkolaborasi dengan Yayasan Kanker Indonesia untuk menyembuhkan penyakit kanker paru. “Tantangan kanker paru tidak dapat dihadapi oleh hanya satu pemangku kepentingan saja. Itu sebabnya kami bekerja sama dengan pemerintah, organisasi pasien, tenaga kesehatan profesional, dan akademisi untuk menemukan solusi akses terhadap obat inovatif dan peluang untuk terus meningkatkan kesadaran masyarakat tentang penyakit mengerikan ini,” papar George.
Diungkap George, MSD bekerja dengan urgensi untuk mengutamakan pasien dan memastikan obat kanker inovatif dapat diakses oleh pasien yang membutuhkan.
“Kami masing-masing didorong oleh visi bersama untuk memberi semua pasien kanker lebih banyak dan lebih banyak cara untuk mengobati kanker mereka, lebih banyak kualitas dalam hidup mereka, lebih banyak waktu,” ujar George. (Bhakti)
Tulisan ini telah tayang di eduwara.com oleh Redaksi pada 26 Nov 2021