JAKARTA - Kementerian Kesehatan diketahui baru saja merilis laporan terbaru mengenai dampak positif berhenti merokok. Seperti yang dilansir dari kemkes.go.id, laporan tersebut merinci manfaat jangka pendek dan jangka panjang dari berhenti merokok. Dalam 20 menit pertama, terjadi perbaikan tekanan darah dan fungsi jantung.
Setelah 12 jam, hampir semua nikotin hilang dari tubuh dan kadar karbon monoksida dalam darah kembali normal. Perbaikan terus berlanjut pada hari-hari berikutnya, beberapa hari kemudian terjadi peningkatan fungsi indera dan sistem peredaran darah.
Manfaat jangka panjang berhenti merokok lebih mengesankan lagi. Setelah satu tahun, risiko penyakit jantung koroner berkurang setengahnya.
Pada lima tahun, risiko stroke menurun ke level yang sama dengan non-perokok. Setelah 15 tahun, semua risiko penyakit jantung dan penyebab kematian lainnya setara dengan mereka yang tidak pernah merokok.
Namun, proses berhenti merokok tidak selalu mulus. Gejala putus nikotin mungkin akan muncul, gejala tersebut ditandai dengan mual, sakit kepala, atau perubahan suasana hati.
Namun gejala tersebut biasanya ringan dan hanya berlangsung beberapa hari. Strategi praktis untuk berhenti merokok. Untuk berhenti merokok tidak ada pendekatan yang cocok untuk semua orang.
Beberapa orang berhasil dan berhenti seketika, sementara yang lain lebih cenderung mengalami pengurangan bertahap. Strategi lain yang direkomendasikan oleh kemkes antaralain menghindari pemicu merokok, menyibukkan diri dengan aktivitas positif, mencari dukungan dari lingkungan terdekat, dan berkonsultasi dengan tenaga medis jika diperlukan.
Prevalensi perokok aktif di Indonesia terus mengalami peningkatan yang mengkhawatirkan. Berdasarkan data dari Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes), jumlah perokok aktif di Indonesia diperkirakan mencapai 70 juta orang.
Yang lebih mengkhawatirkan lagi, dari jumlah tersebut, sekitar 7,4% merupakan perokok berusia 10-18 tahun.
“Kita dihadapkan dengan bahaya pertumbuhan perokok aktif di Indonesia, terutama pada anak remaja,” kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Eva Susanti 29 Mei 2024 yang lalu.
Angka ini menunjukkan bahwa merokok tidak hanya menjadi masalah kesehatan bagi orang dewasa, tetapi juga semakin banyak mempengaruhi generasi muda.
Tulisan ini telah tayang di www.trenasia.com oleh Muhammad Imam Hatami pada 13 Jul 2024
Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Redaksi pada 15 Jul 2024