PACITAN-Di tengah merebaknya wabah penyakit mulut dan kuku (PMK), PERMINTAAN hewan ternak kambing kurban menjelang Hari Raya Iduladha semakin meningkat. Bahkan peternak kewalahan menerima pesanan karena kehabisan stok hewan ternak.
Sukardi (67), peternak dan pedagang kambing Desa Sumberharjo mengatakan PMK tidak terlalu banyak berpengaruh terhadap peternak kambing. Selama ini masih belum ditemukan kambing terinfeksi PMK.
Bahkan omzet penjualan sejumlah peternak kambing justru diluar dugaan. Masih sekitar dua pekan sebelum Idul Adha, permintaan kambing . Ternak dikandang sudah habis terjual, hanya tersisa beberapa ekor saja, itupun sudah dipesan pembeli. Dan juga harganya juga naik.
"Harga kambing yang dijual bervarasi mulai dari Rp2,5 juta hingga Rp3juta. Bahkan ada yang hingga Rp 6juta,” kata Sukardi Rabu (22/06/2022).
Harga harga ternak juga mengalami kenaikan. Satu ekor kambing yang semula seharga Rp2,7 juta, kini terjual dengan harga Rp3 juta rupiah," kata
Sukardi menambahkan sekarang peternak sudah tidak melayani pemesanan hewan kurban. Selain stok kambing untuk kurban sudah habis di kandang, peternak belum bisa membeli kambing di pedagang lantaran penutupan pasar hewan akibat merebaknya wabah PMK.
"Ada beberapa ekor kambing tapi sudah dibeli. Kambing saya yang itu sudah laku Rp3 juta," kata Sukardi.
Namun kondisi berbeda dirasakan peternak sapi. Penjualan ternak sapi merosot dibanding sebelum wabah PMK melanda. Meski merugi, peternak sapi tetap memilih tidak menjual atau membawa hewan ternaknya ke pasar karena rawan penularan PMK.
"Sebaran PMK semakin meluas dan penularannya sangat cepat. Kasihan yang membeli kalau tertular PMK kan tidak bisa buat hewan kurban. Belum tersedianya vaksin ternak juga sebagai pemicu turunnya permintaan ternak sapi kurban tersebut," kata Ruslani (69), seorang peternak sapi dari Pacitan kota.
Sejak mewabahnya virus PMK, berpengaruh besar terhadap perekonomian para peternak dan pedagang hewan ternak. Menjelang Iduladha, banyak sapi yang terinfeksi PMK, sehingga mempengaruhi penurunan daya beli masyarakat untuk hewan qurban jenis tersebut. Menjadikan para peternak dan pedagang sapi semakin menanggung kerugian.
Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak masih terjadi di sejumlah wilayah di Pacitan. Sebagai upaya memutus penyebaran wabah tersebut, seluruh pasar hewan dilakukan penutupan. Secara mandiri, peternak diharapkan menjaga kebersihan kandang dengan penyemprotan disinfektan.