YOGYAKARTA- – Selama ini, banyak orang mengenal Kotagede sebagai pusat kerajinan perak. Kotagede juga dikenal dengan kuliner tradisional kipo.
Tapi tahukah kamu, ada satu lagi yang menjadi ciri khas Kotagede? Roti kembang waru. Ya, roti jadul ini jarang sekali ditemukan di luar Kotagede. Tak heran jika kembang waru juga menjadi
Roti kembang waru merupakan kudapan khas Kotagede. Roti ini terinspirasi dari kembang (bunga) pohon waru yang dulu banyak tumbuh di area Kotagede.
Kotagede dulu merupakan pusat kerajaan Mataram Islam. Seiring berjalannya waktu, roti kembang waru dijadikan sebagai hidangan persembahan bagi Raja Mataram Islam. Atau dengan kata lain, roti ini hanya dapat ditemui pada perayaan khusus.
Pada masa itu, roti kembang waru merupakan makanan yang mewah. Penggunaan tepung terigu dalam adonan kue ini menunjukkan pengaruh kuat budaya Eropa yang diperkenalkan Belanda pada zaman colonial.
Roti kembang waru berbentuk seperti bunga waru dengan 8 kelopak. Tak heran jika roti kembang waru juga memiliki makna filosifi yang tinggi.
Delapan kelopak tersebut berarti delapan jalan utama atau Hasto broto. Jadi, kelopak dalam roti kembang waru diibaratkan 8 elemen penting yaitu matahari, bulan, bintang, mega (awan), tirta (air), kismo (tanah) Samudra, dan maruto (angin).
Buat yang penasaran dengan roti kembang waru, cobalah berkunjung ke Kotagede. Di sini kamu akan bisa menemukan kuliner jadul ini. (*)
Tulisan ini telah tayang di jogjaaja.com oleh Tyo S pada 09 Jan 2022