Halo Budaya

Sanggar Tari Maharani, Menggembleng Penari Profesional Pacitan

  • Sanggar Tari Maharani, berawal dari kecintaan Tiweni Ratna Pamilih terhadap kesenian.
Halo Budaya
Dias Lusiamala

Dias Lusiamala

Author

PACITAN-Sanggar Tari Maharani, berawal dari kecintaan Tiweni Ratna Pamilih terhadap kesenian. Tiweni merupakan lulusan bidang pendidikan seni tari UNESA  Surabaya tahun 2000. Dia  aktif mengajar seni di SMP 1 Tegalombo. 

Dulunya Tiweni tinggal Tengalombo dan aktif mengajarkan seni tari di sekitar rumahnya, namun karena anak perempuan satu-satunya Tiweni bersekolah di pusat Kabupaten Pacitan, Tiweni memutuskan langkahnya untuk pindah ke pusat kota sekaligus dengan berencana mengembanggakan keahliannya diseni tari.

"Saya ngajar di Tegalombo. Awal itu saya ngajari tari anak SD, SMP di lingkungan saya di Tegalombo, sebelum akhirnya saya pindah ke kota karena anak saya perempuan satu-satunya sekolah di SMP Pacitan, enggak tega kalua mau di koskan. Dan terpikirkanlah ide membuat sanggar tari, " kata Tiweni Jumat (08/04/2022).

Alasan utama Tiweni memilih mengembangkan seni tari bukan hal lain adalah untuk menularkan ilmu yang dimilikinya.  Tiweni ingin memberi kesempatan anak-anak untuk mempelajari seni tari lebih dalam agar ada penari profesional yang berasal dari Pacitan. 

Sanggar tari yang didirikan Tiweni sejak tahun 2005, tidak berjalan mulus seperti yang terlihat sekarang. Sering berpindah-pindah tempat untuk latihan, tak membuat Tiweni patang arang untuk mengajarkan seni tari.

"Awal itu belum punya tempat, masih minjem tempat temen karena dulu ada temen yang nawari punya tempat yang enggak terpakai," katanya. Kini sanggar tersebut berada di Dusun Kradenan, Bangunasri.

Tampil di Goa Gong/Ist

Perkembangan seni tari di Pacitan saat ini luar biasa karena saat ini  makin banyak sanggar tari. Antusias anak-anak yang masuk ke Sanggar Tari Maharani membludak. 

“Karena kita   menerima anak didik minamal kelas 4 SD sampai dengan anak kuliahan. Bukan hanya anak perempuan, anak laki-laki pun juga banyak yang antusias. Karena perkembangan zaman, tari itu bisa dijadikan profesi utama, " kata Tiweni

Saat ini jumlah murid Tiweni di Sanggar Tari Maharani sudah lebih dari 70 an orang. Dian Kus Wijayanti (25), salah satu murid mengatakan bahwa telahblatihan tari sejak 2016 smpai sekarang.Awalnya  awalnya cuma penari bisa sekarng sudah profesional. 

"Ada murid saya itu ngambil S2 seni tari sampai sekrang udah jadi penari profesional ngiringi penyanyi terkenal di indonesia, " kata Tiweni dengan bangga

Tiweni sampai sekarang masih aktif membuat karya koreografi tari kreasi (tari kreasi merupakan perpaduan tari tradiosional dan modern). Ada tiga  karya yang sudah memiliki hak cipta di antaranya Perik Samudra, Pacitan Kuncoro, dan Gebyar Pesona Pacitan. Ada prinsip yang  mesti jd pegangan Tiweni dalam menciptakan tarian yakni menarik, dinamis energik, dapat dinikmati orang lain dan menghibur.