Drama Menyakitkan di Ujung Perjuangan Perspa

Amirudin Zuhri - Kamis, 18 November 2021 11:28 WIB
Perspa Pacitan (Instagram Perspa Official)

PACITAN- Tim kebanggaan kota 1001 Gua, Perspa Pacitan harus puas mengakhiri fase grup Liga 3 PSSI Jatim dengan menempati peringkat ketiga. Laskar Kanjeng Jimat ini mengemas lima poin dari empat laga yang dijalani.

Posisi ini menjadikan Perspa Pacitan tidak lolos ke babak 32 besar untuk bisa membuka jalur promosi ke Liga 2. Persiga Trenggalek yang mengemas 10 poin berada di peringkat pertama. Posisi ketiga diisi Persemag Magetan dengan raihan enam poin. Dengan poin sama-sama empat, Swiss FC Magetan dan Persenga Nganjuk ada di posisi lima dan enam.

Laga perebutan tiket 32 besar grup H Liga 3 Jatim antara Persemag Magetan melawan Perspa Pacitan Rabu 17 November 2021 berlangsung penuh drama. Laga yang digelar di Stadion Menak Sopal Trenggalek tersebut memang terbilang krusial sebab hasil akhir pertandingan akan menentukan skuad mana yang akan lolos ke babak 32 besar dari grup H.

Sebenarnya Persemag hanya membutuhkan hasil imbang untuk lolos ke babak 32 besar mendampingi tuan rumah Persiga Trenggalek.

Sementara Perspa mau tidak mau harus memenangkan laga tersebut apabila ingin merebut satu tiket tersisa untuk melaju di babak berikutnya. Pertandingan diiringi dengan drama yang sangat merugikan anak-anak Pacitan. Pertandingan diwarnai dengan dua kartu merah dan aksi meninggalkan lapangan ketika laga belum berakhir.

Pada babak pertama, kedua tim bermain imbang 1-1. Perspa berhasil mencetak gol pertama lewat sundulan Muhammad Wahyu Samudra yang memanfaatkan kemelut di depan gawang Persemag. Persemag Magetan berhasil menyamakan kedudukan menjelang turun minum.

Drama dimulai pada babak kedua. Salah satu pemain Perspa mendapatkan kartu kartu merah yang merupakan akumulasi kartu kuning setelah melakukan pelanggaran cukup keras. Setelah itu, wasit memberikan kartu merah kedua kepada penjaga gawang Perspa saat pertandingan memasuki menit 80-an.

Kartu itu diberikan saat sang penjaga gawang secara sengaja menghalau bola di luar kotak pinalti dengan kondisi tangan yang aktif mengenai bola. Sementara drama terakhir terjadi sekitar lima menit sebelum pertandingan berakhir.

Saat itu, wasit menghadiahi Persemag pinalti setelah salah satu pemain Perspa dianggap melakukan pelanggaran di kotak 16. Menanggapi keputusan yang dianggap kontroversial tersebut para pemain dan official Perspa memilih meninggalkan lapangan sebelum pertandingan resmi berakhir. Kondisi ini membuat pertandingan berhenti dengan hasil yang belum jelas.

Pelatih Persemag Magetan Windu Wibowo mengatakan, pihaknya tak berharap pertandingan krusial tersebut berjalan dengan insiden-insiden. “Di babak kedua, terjadi insiden. Kami tidak berharap pertandingan berhenti seperti ini,” kata Windu. Pada pertandingan itu, Persemag berharap dapat memenangkan pertandingan agar punya peluang menjadi juara grup. Meski demikian, pihaknya menghargai keputusan Perspa untuk mengundurkan diri dari pertandingan. “Kami tinggal menunggu keputusan dari Asprov,” katanya.

Halopacitan mencoba menghubungi pelatih Perspa Pratama Rohman Asmara, tetapi sejauh ini belum mendapat respons.

Klasmen terkahir Grup H

RELATED NEWS