Halo Berita

Ke Pacitan, Ibas Borong Kolong Klihtik

  • Berkunjung ke Pacitan, belum lengkap rasanya jika tak membawa pulang oleh-oleh makanan khas Pacitan.
Halo Berita
Dias Lusiamala

Dias Lusiamala

Author

PACITAN-Berkunjung ke Pacitan, belum lengkap rasanya jika tak membawa pulang oleh-oleh makanan khas Pacitan. Hal ini sama seperti yang dilakukan oleh anak bungsu SBY yaitu  Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas 

Di tengah padatnya jadwal reses DPR RI, anak bungsu SBY ini berkunjung ke Desa Bodag Kecamatan Ngadirojo yang merupakan sentra produksi camilan Kolong Klithik.

Kolong Klithik merupakan salah satu camilan khas Pacitan dengan bahan dasar singkong. Rasanya yang gurih dan renyah membuat siapa saja akan merasa ketagihan untuk memakannya.

Proses pembuatan kolong klithik pun tidak terlalu rumit. Ketela yang sudah dikupas dan dicuci bersih kemudian diparut dan dipres untuk menghilangkan kadar air hingga benar-benar kering. Hasil pengepresan kemudian dicampur tepung agar kalis.

Adonan tepung dan singkong tersebut kemudian diberi bumbu dan dibentuk menjadi lingkaran-lingkaran kecil, lalu digoreng.

Pada kunjungannya di Desa Bodag, Ibas berkesempatan melihat langsung proses produksi Kolong Klithik.

“Saya sengaja datang ke Desa Bodag, katanya di sini banyak produksi Kolong Klithik. Mas Ibas dulu dengan Almarhumah Bu Ani juga sering kalau ke Pacitan selalu membeli UMKM Kolong Klithik,” kata Ibas, Jumat (8/7/2022).

Ibas juga menambahkan jika Ibu-Ibu di desa ini bisa mengembangkan Kolong Klithik sebagai tambahan penghasilan rumah tangga, itu merupakan hal yang baik karena menjadi salah satu cara untuk menyejahterakan keluarga.

Ibas terus memperhatikan kesejahteraan ekonomi rakyat, terutama di Daerah Pilihan (dapil) Jawa Timur VII. Kehadiran UMKM merupakan roda ekonomi kerakyatan untuk desa dan kabupaten.

“Saya selalu mendorong agar UMKM di Indonesia, khususnya Pacitan tetap tumbuh. Saya tidak ingin usaha rakyat kita mati apalagi bangkrut dan tidak tumbuh,” terang Ibas.

Pemilik UMKM Kolong Klithik Rahayu, Nova Pantayoga menyebutkan bahwa sehari mereka bisa memproduksi hingga 2 – 3 kuintal kolong. Nova merupakan generasi ketiga penerus produksi Kolong Klithik di UMKM Rahayu.

Kendala

Sejauh ini Nova tidak memiliki kendala dalam berjualan karena sudah memiliki agen-agen distributor yang langsung mengambil Kolong Klithik di rumah produksi. Akan tetapi, kendala terbesar justru dihadapi ketika harga-harga kebutuhan pokok melonjak naik dan perihal kebutuhan alat.

“Kendala kami sebetulnya kompleks, kalau dari modal terkadang permintaan pasar tinggi, tetapi di sisi lain harga minyak goreng juga sedang tinggi dan terkadang bawang putih mahal.," katanya.

Dia juga mengatakan masih menggunakan alat-alat tradisional karena itu memang menjadi ciri khas, sehingga belum bisa memaksimalkan potensi permintaan pasar yang tinggi. 

"Alhamdulillah sekali hari ini dikunjungi Mas Ibas. Semoga dengan adanya kunjungan ini, Mas Ibas jadi tahu permasalahan kami dan semoga bisa memberikan solusi terbaik yang berpihak pada UMKM termasuk solusi akan mahalnya bahan baku,” terang Nova.

Salah satu pemilik UMKM Kolong Klithik lain di Desa Bodag yang sudah berjualan sejak tahun 1991, Sriyatin juga menyebutkan bisa memproduksi setidaknya satu kuintal Kolong Klithik per hari. Hasil produksi tersebut kemudian dikemas per sak dan dijual ke Pasar Tulakan, Pasar Tegalombo, dan di wilayah Pacitan lainnya.

Sriyatin mengaku senang atas kunjungan Ibas di Desa Bodag yang sangat memperhatikan UMKM.

“Kesulitan kami sebagai pelaku UMKM Kolong Klithik itu kalau harga minyak mahal, karena waktu itu sempat harga jualnya turun sedangkan harga produksi naik. Semoga kedatangan Mas Ibas ke mari bisa membantu kami. Maturnuwun (terima kasih) Mas Ibas, semoga bisa menjadi pemimpin yang amanah dan peduli rakyat. Aamin,” kata Sriyatin.

Sebelum berpamitan, Ibas juga membagikan oleh-oleh berupa sembako untuk masyarakat Desa Bodag yang datang menyambutnya dengan begitu gembira dan penuh antusias.

“Terima kasih Mas Ibas untuk oleh-oleh dan kunjungannya. Semoga Kolong Klithik Bodag juga semakin dikenal bahkan sampai ke Jakarta. Sukses selalu, salam untuk keluarga semoga suka sama kolong-nya,” kata Desi salah satu karyawan UMKM sekaligus penerima sembako.